Paduan Sains Data dan Pemikiran Desain Kunci Kesuksesan Bisnis

Dhomas Hatta Fudholi (kanan atas) saat memberi keterangan kepada wartawan secara virtual, Sabtu (3/10/2020). (foto : screenshot_zoom/heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Perpaduan Sains Data dan Pemikiran Desain dapat menghasilkan produk yang sesuai kebutuhan pelanggan dan menjadi faktor penentu kesuksesan bisnis. Sains Data dan Pemikiran Desain bisa orang yang berbeda, tetapi satu orang dapat menguasai kedua big data sekaligus sebagai desainer bisnis.

Demikian diungkapkan Dhomas Hatta Fudholi, PhD, Sekretaris Program Studi Informatika Program Sarjana, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) pada Webinar Series on Informatics #2, Sabtu (3/10/2020). Webinar ini merupakan Program Global Engagement Grant (GEG) yang diberikan Direktorat Kemitraan UII kepada Jurusan Informatika.

Bacaan Lainnya

Penyelenggaraannya, Jurusan Informatika bekerjasama dengan Taylor’s University, Malaysia; Youngsan University, Korea Selatan; Nanjing Xiaozhuang University, China; dan Rajamangala University of Technology Thanyaburi, Thailand. Sedang pembicara selain Hatta, Dr Song Wan Li (Nanjing Xiaozhuang University, China) dan Dr Dini Oktarina DH (Taylor University, Malaysia).

Lebih lanjut Hatta mengatakan sains data merupakan sebuah proses yang menjawab problematika dengan solusi berbasis analisis dan pemodelan Artificial Intelligence (AI). Fokus data yang digunakan pada sains data adalah data-data yang dipakai sebagai fitur untuk pembuatan model yang akan mengenali pola, misalnya pola pelanggan.

“Pengenalan pola pelanggan dari data tansaksi dan demografi pada sebuah platform jual beli menjadi sebuah proses otomasi yang dapat meningkatkan awarenees stakeholder dalam berbagai macam konteks. Misalnya, kebijakan marketing yang terarah,” kata Hatta.

Sedang pemikiran desain merupakan sebuah pendekatan untuk membangun dan mewujudkan inovasi yang didasarkan serta berpusat pada kebutuhan pengguna atau pelanggan. Fase pemikiran desain dimulai dengan emphatize yang mencoba untuk memahami kebutuhan pengguna. Kemudian dilanjutkan dengan proses mendefinisikan dan merumuskan ide.

Ide inovasi yang telah matang diwujudkan kedalam purwarupa yang akan ditest dan dimintakan umpan balik ke calon pengguna akhir. “Literasi yang berjalan terus dan upan balik pengguna kepada proses untuk me-refine hasil inovasi menjadi komponen penting dalam pemikiran desain,” terang Hatta.

Menurut Hatta, mengerjakan sebuah project yang berorientasi pada customer atau user, seorang Data Scientist dapat berperan juga sebagai designer. Menjadi seorang data scientist yang memiliki empati terhadap kebutuhan experience dari user dan mampu mengatur jalannya proses pengembangan inovasi yang interactive dan cepat. “Sehingga dapat kemudian mewujudkan atau mengimplementasikan aplikasi dengan lebih baik dan tepat guna bagi pengguna,” katanya.

Sementara Rian Adam Rajagede, SKom, MCs, SKom mengatakan Webinar Program GEG ini bertujuan untuk melakukan retensi dan pengembangan terhadap hubungan kerja sama yang telah terjalin antara jurusan dengan mitra luar negeri.

Webinar ini dilaksanakan per dua minggu mulai dari 19 September hingga 31 Oktober 2020. Ada empat topik rangkaian webinar yaitu (i) Information systems & Blockchain technology (ii) Data Science (iii) Computer Security, dan (iv) Applied AI.

Peserta sekitar 150-an setiap webinarnya berasal dari Indonesia dan luar negeri. Peserta dalam negeri dari perguruan tinggi dan industri (Startup, Perusahaan Swasta, angkasa pura, dll) serta kantor pemerintahan (BPPT, BPK, Kemendagri, Perhutani). Peserta luar negeri berasal dari China, Malaysia, Philiphines, Timor Leste, dan Arab Saudi. “Total peserta dari luar negeri sekitar 50 an orang,” kata Rian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *