Millah dan IJIIS Bakal Jadi Jurnal Internasional Bereputasi

Muhammad Irfan Hilmi (kiri) saat menjelaskan tentang pengelolaan Jurnal IJIMS di Hotel Galuh, Klaten, Jawa Tengah, Ahad (16/2/2020). (foto : heri purwata)

KLATEN, JOGPAPER.NET — Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (PPs FIAI UII) berupaya menjadikan dua jurnalnya sebagai jurnal internasional bereputasi. Kedua jurnal milik PPs FIAI UII adalah Millah Jurnal Study Agama milik Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Agama Islam dan Indonesian Journal of Interdisciplinary Islamic Studies (IJIIS ) milik Prodi Doktor Hukum Islam (DHI).

Demikian ditandaskan Dr Yusdani MAg, Kepala Program Studi DHI kepada jogpaper.net di sela-sela Workshop Penguatan Tata Kelola Jurnal di Hotel Galuh Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Ahad (16/2/2020). Workshop yang menghadirkan Dr Muhammad Irfan Hilmi Lc MA, dosen dan juga pengelola International Journal Islam Muslim Society (IJIMS) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Jawa Tengah.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Yusdani mengatakan workshop ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pengelola tiga jurnal di lingkungan FIAI UII yaitu Tarbawi, La Riba, dan Mawarid. “Workshop ini untuk meningkatkan mutu content dua jurnal PPs FIAI, Millah dan IJIIS, serta jurnal di lingkungan FIAI UII,” kata Yusdani.

Workshop ini diharapkan dapat membekali pengelola jurnal untuk menuju jurngal internasional bereputasi. Ini merupakan langkah pertama untuk menuju ke sana. Belajar dari pengalaman pengelola jurnal IJIMS dari IAIN Salatiga, Jawa Tengah.

“Jurnal IJIMS ini merupakan salah satu jurnal yang menempati peringkat Q1 di Scopus. Peringkat tertinggi. Maka kita belajar dari pengalaman mereka dan semoga jurnal Millah dan IJIIS bisa mengikuti jejak IJIIMS,” jelas Yusdani.

Menurut Yusdani, secara keseluruhan di UII belum ada jurnal yang diperhitungkan dalam arti Q2. “Kita mengelola jurnal itu kurang begitu serius. Maksud saya, tidak ada SDM (sumber daya manusia,red) yang betul-betul ingin jurnal kita mempunyai reputasi. Kita mengelolanya masih sambilan. Jurnal tidak bisa sambilan. Kompetitor kita luar biasa dengan SDM yang muda-muda,” katanya.

Hambatan lain, kata Yusdani, ketersediaan naskah masih sangat minim. Setiap kali jurnal mau terbit mengalami kekurangan naskah. Ini memang menjadi tantangan bagi pengelola jurnal yang belum bereputasi. “Kita punya target empat tahun ke depan, kita mempunyai jurnal internasional yang bereputasi,” tandasnya.

Dekan FIAI UII, Dr H Tamzyis Mukharrom MA mengatakan Rektor berikeinginan agar UII bereputasi internasional dalam segala aspek. Baik Fakultas, Program Studi (Prodi) dan jurnal. “Saat ini, pengelolaan jurnal masih kurang betul. Workshop yang digelar Prodi DHI dan Magister Studi Islam ini sangat luar biasa,” kata Tamzyis.

Pengelolaan jurnal, kata Tamzyis, berbeda dengan mengelola fakultas. “Mengelola jurnal perlu kiat tertentu. Tidak bisa dipunyai orang yang memanage fakultas. Semoga workshop ini bisa membuat jurnal di lingkungan FIAI menjadi jurnal internasional bereputasi,” harap Tamzyis.

Sementara Muhammad Irfan Hilmi menjelaskan tentang bagaimana mengelola jurnal dengan baik. Di antaranya, berpegang pada ORIGINAL yaitu hanya ORang-orang GIla JurNAL yang mau mengelola jurnal ilmiah.

Selain itu, kata Irfan, ada hal yang menjadi tantangan. Di antaranya, mengelola jurnal merupakan pekerjaan berat dan rumit, namun penuh kesunyian seolah-olah tidak terlihat. Pengelola akan mengalami stress saat mendekati deadline. Apalagi, kekurangan naskah. “Setelah jurnal terakreditasi, bersiap menerima intervensi ‘kekuasaan’ agar artikelnya dimuat,” kata Irfan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *