Mahasiswa FTI UII Ciptakan Kotak Infak Anti Maling

Tim Kotak Infak
Tim mahasiswa FTI UII yang mengembangkan kotak infak masjid anti maling. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Masjid Al-Ikhlas Kelurahan Sorosutan, Kapanewon Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pernah kehilangan kotak infak berisi uang kurang lebih Rp 50 juta. Peristiwa ini menginspirasi lima mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) untuk membuatkan kotak infak anti maling berbasis internet of things (IoT).

Mereka adalah Muhammad Faisal dan Ahmad Zaiq Harja dari Jurusan Teknik Elektro, Revansha Zulfikar Alfaz dari Jurusan Informatika, M Joang Firdaus dari Jurusan Teknik Mesin, dan Annisa dari Jurusan Teknik Kimia. Mereka didampingi dosen Program Studi Teknik Industri UII, Ir Ali Parkhan, MT. Mereka mengikuti kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).

Bacaan Lainnya

Faisal menjelaskan ide ini muncul dari banyaknya kasus pencurian uang kotak infak di masjid-masjid. Padahal Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki jumlah masjid terbanyak di dunia. Masjid tidak hanya sebagai tempat peribadatan saja, melainkan juga sebagai tempat bersosialisasi, sarana edukasi dakwah serta berfungsi sebagai baitul mal.

Mahasiswa UII sedang memasak kotak infak anti maling. (foto : istimewa)

Masjid Al-Ikhlas, kata Faisal, pernah kehilangan kotak infak yang berisi uang kurang lebih Rp 50 juta, pada Agustus 2021. “Dari diskusi kami dan takmir masjid Al-Ikhlas berbagai cara pengamanan telah diterapkan takmi masjid Al-Ikhlas. Di antaranya, pemasangan CCTV, hingga petugas takmir yang bertugas selama 24 jam,” kata Faisal.

Berdasarkan diskusi tersebut muncul ide membuat Kotak Infak Pintar Anti Maling berbasis internet of things (IoT). Selain menghibahkan kotak infak, Tim PKM-PM UII juga memberikan pelatihan terhadap takmir masjid tentang penggunaan sistem keamanan kotak infak berbasis IoT.

“Pelatihan dan bimbingan yang kami lakukan kepada takmir masjid ini dirangkum dalam delapan modul pelatihan terkait sistem IoT. Tujuannya, para takmir masjid memahami konsep dasar dari sistem keamanan dengan menggunakan IoT hingga dapat menganalisa sendiri sistem keamanan kotak infak,” tambah Annisa.

Sedang Zaiq, menambahkan kehadiran Kotak Infak Pro bisa menginspirasi masjid lain untuk memasangnya. “Harapan kami Tim Infak Pro menyebarluaskan program ini ke berbagai masjid lain di sekitar kelurahan Sorosutan bahkan seluruh Indonesia,” kata Zaiq.

Sementara Ali Parkhan mengatakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang dilaksanakan mahasiswa FTI UII ini menjadi salah satu solusi yang diterapkan dan menjadi program pengabdian yang berkelanjutan. “Nantinya ada transfer pengetahuan tentang keamanan kotak infak berbasis IoT dari mahasiswa kepada takmir masjid agar diimplementasikan pada keamanan kotak infak Masjid Sorosutan,” kata Ali Parkhan. (*)