Lemah, Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

YOGYAKARTA — Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia masih lemah. Sehingga jumlah DAS kritis di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Saat ini, terdapat 108 DAS berada dalam kondisi kritis dan perlu segera direvitalisasi.

Marcus Octavianus Sustayo SHut MP, staf Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kahayan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengemukakan hal tersebut pada ujian terbuka program doktor di Fakultas Kehutanan UGM, Selasa (18/10/2016).

Lebih lanjut Marcus menjelaskan ulah manusia menjadi faktor utama penyebab kekritisan DAS. Di antaranya, tindakan penggundulan hutan dan pengolahan lahan tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi mengakibatkan penurunan fungsi daerah aliran sungai. “Karenanya penting dilakukan pengelolaan DAS dengan baik dan berkelanjutan,” kata Marcus.

Dalam disertasasi berjudul “Pendekatan Spasial Ekologis dan Skala Multidimensi Dalam Pengelolaan DAS Berkelanjutan,” Marcus memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di DAS Ngrancah, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Hasil penelitiannya menunjukkan untuk mencapai keharmonisan spasial ekologis diperlukan luasan hutan optimal sekitar 75,07 persen dari total luasan areal sub DAS Ngrancah. “Pembangunan hutan rakyat atau agroforestry dengan melibatkan masyarakat sekitar sangat disaranakan untuk memenuhi luasan hutan optimal,” jelasnya.

Sebagian besar lokasi arahan rehabilitasi hutan dan lahan yaitu 474 hektare (85 persen) berada di wilayah sub hulu DAS Ngrancah. Sedang sebagian kecil lokasi tersebut terletak di bagian hilir dan dekat waduk Sermo sekitar 83 hektare (15 persen).

Marcus mengusulkan untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan sub DAS Nrancah yang berkelanjutan, perlu dilakukan percepatan pemulihan kondisi ekologis sub DAS Ngrancah. Selain itu juga meningkatkan keberdayaan dan pelibatan aktif masyarakat untuk meningkatkan peran masyarakat dalam penerapan konsep konservasi tanah dan air.

“Selain itu, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, koordinasi dan kolaborasi terkait perencanaan, monitoring evaluasi serta pengendalian sumber dana dalam pengelolaan DAS,” kata Marcus.

Penulis : Heri Purwata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *