Lean Manufacturing Dapat Menekan Pemborosan Beaya Produksi

Neny Ambarwati saat memaparkan hasil penelitian kepada wartawan di FTI UII, Jumat (24/3/2017). (foo : heri purwata)

YOGYAKARTA — Metode Lean Manufacturing dapat digunakan untuk menekan atau bahkan menghilangkan pemborosan sehingga beaya produksi bisa lebih murah. Metode ini fokus pada identifikasi dan eliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam desain, produksi, atau operasi dan suplly chain management yang berkaitan langsung dengan pelanggan.

Demikian hasil penelitian Neny Ambarwati, Mahasiswa Magister Teknik Industri Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) yang dipaparkan di hadapan wartawan Jumat (24/3/2017). Penelitian ini dilakukan pada PT Mega Andalan Kalasan yang memproduksi bedside cabinet 31824.

Lebih lanjut Neny mengatakan metode Lean Manufacturing merupakan metode yang ideal untuk mengoptimalkan performansi dari sistem dan proses produksi. Karena metode ini mampu mengidentifikasi, mengukur, menganalisas, dan mencari solusi perbaikan secara komprehensif. “Konsep lean diterapkan untuk mengeliminasi pemborosan pada value stream system,” kata Neny.

Sedang metode Quality Fuction Deployment (QFD) bertujuan untuk mengembangkan produk yang dapat memuaskan konsumen. Metode ini mampu menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknis yang disyaratkan.

Metode Lean Manufacturing akan efektif bila diintegrasikan dengan metode Quality Fuction Deployment (QFD). Sebab QFD mampu menterjemahkan keinginan konsumen ke dalam aktivitas pengembangan produk dan servis.

“Kualitas yang sesungguhnya terjadi jika masing-masing tahapan proses berjalan dengan baik. QFD merupakan solusi yang sudah terbukti untuk mengembangkan hubungan antara custumer dan supplier,” kata Neny.

Dipilih metode Lean Manufacturing dan QFD karena lean manufacturing fokus pada minimalisasi pemborosan. Karena itu, dibutuhkan kesesuaian antara sumber daya dan persyaratan konsumen. “Organisasi perlu berubah untuk menyesuaikan keinginan pelanggan,” katanya.

Berdasarkan hasil penelitian periode Januari – Desember 2016, metode tersebut bisa menekan pemborosan sebesar Rp 11.325.569,50. “Metode ini tidak hanya untuk perusahaan MAK saja, tetapi bisa diterapkan pada perusahaan manufaktur lain,” ujarnya.

Penulis : Heri Purwata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *