YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Anak buruh tani, Tri Utami menjadi lulusan terbaik pada Program Studi (Prodi) Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Uut, panggilan akrab Tri Utami berhasil Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,79 atau Cumlaude.
Cibiran tetangga dan teman-temannya tentang kondisi ekonomi orangtuanya menjadi semangat bagi Uut untuk menempuh pendidikan tinggi. Cibiran itu dirasakan saat masuk bangku SMAN 2 Wonosari. “‘Bila masuk SMA harus kuliah lho, apa sanggup orang tuamu menguliahkan?’ ‘Anak petani kok mau kuliah’ ‘Masuk SMK saja agar kelak langsung kerja’,” kata Uut menirukan cibiran, di Yogyakarta, , Senin (12/6/2023).
Cibiran itu memang ada alasannya. Bapak dan ibunya, Suradi dan Lasiyem bekerja sebagai buruh tani yang menggarap tanah desa. “Kedua orang tua saya sudah sepuh karena berusia di atas 70 tahun dan tidak lulus SD” kata Uut yang merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara.
Kedua kakaknya sudah berumah tangga dan berjarak usia cukup jauh. Sejak kecil Uut memiliki cita-cita menjadi seorang guru yang ingin mengajar dan membimbing anak-anak. Bagi Uut, hal itu merupakan kepuasan tersendiri untuk mengantarkan mereka pada gerbang kesuksesan.
Saat lulus dari SMP tahun 2016, gadis kelahiran Gunungkidul, 4 November 2001 itu berhasil meraih Nilai Ebtanas Murni (NEM) yang cukup tinggi. Ia diterima di SMAN 2 Wonosari. Beberapa kata-kata cibiran sempat membuat Uut nyaris putus asa. Untungnya Suradi dan Lasiyem selalu memberikan semangat anak terakhirnya untuk terus mencari ilmu demi masa depan.
Warga Ngerboh Piyaman Wonosari Gunungkidul tersebut aktif di sekolah dengan mengikuti beberapa ekstrakurikuler untuk mengembangkan bakat dan minat. Selain itu, Uut juga mengikuti beberapa perlombaan seperti olimpiade dan lain sebagainya.
“Selama sekolah di sini saya selalu mendapatkan rangking 3 besar. Nilai raport dari kelas X hingga kelas XII mengalami kenaikan. Hal itu membuat saya menjadi salah satu siswa eligible” kata Uut.
Pada saat pendaftaran SNMPTN, yang sekarang bernama SNBP, Uut memilih dua program studi dari UNY. Pilihan pertama, Pendidikan Ekonomi dan pilihan kedua, Pendidikan Geografi. Ia diterima pada pilihan pertama yaitu Pendidikan Ekonomi.
Setelah diterima di UNY, permasalahan seperti yang dikhawatirkan para tetangganya muncul. “Saat itu, saya hampir menyerah karena memikirkan biaya kuliah yang sangat besar. Apalagi saat itu bapak saya sudah tidak bekerja lagi karena pada saat saya kelas X beliau mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kaki kirinya tidak dapat digunakan untuk berjalan” ujar Uut.
Uut kemudian berkonsultasi dengan guru Bimbingan Konseling (BK) di SMAN 2 Wonosari. Ia mendapat saran agar mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa dari Bantuan Biaya Pendidikan bagi Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi). Uut pun mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Sembari menunggu awal masuk perkuliahan, Uut bergabung di suatu usaha yaitu pembuatan bucket bunga sebagai staff di bagian produksi dan bertahan selama lima bulan. Ia mendapatkan uang untuk menambah uang kuliah dan mendapat kabar memperoleh beasiswa Bidikmisi.
Perkuliahan dijalaninya dengan penuh syukur dan semangat. Ia mudah beradaptasi dengan lingkungan kampus sehingga mendapatkan relasi teman dari berbagai penjuru daerah. Selama kuliah, Uut juga mencari pengalaman dan mengembangkan bakat minat dengan mengikuti organisasi UKMF Penelitian Kristal FEB.
“Di dalam organisasi tersebut saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Saya juga sering mengikuti perlombaan dalam bidang kepenulisan seperti lomba karya tulis ilmiah, essai, artikel, dan business plan tingkat nasional. Dan saya mendapatkan kejuaraan dari perlombaan tersebut” katanya.
Tahun 2022, Uut terpilih menjadi salah satu mahasiswa berprestasi FEB UNY dan mahasiswa berprestasi di bidang penalaran UNY. Uut juga mengikuti audisi pemilihan duta wisata Dimas Diajeng Gunungkidul dan masuk menjadi finalis 15 besar.
Uut dinyatakan lulus dari FEB UNY dan yudisium pada 28 April 2023 dalam waktu tiga tahun enam bulan. Uut bisa membuktikan kepada orang-orang yang beberapa tahun lalu meragukannya menggapai impian. “Anak petani juga bisa berkuliah. Anak petani juga bisa meraih cita-citanya. Bagaimanapun latar belakang kita, saya percaya pendidikan adalah sebuah hak. Tidak ada halangan untuk siapapun memperoleh pendidikan yang tinggi asal berusaha dan teguh dengan keyakinan” papar Uut. (*)