Keluarga Besar UWM Gelar Syawalan Virtual

Keluarga Besar UWM menggelar Syawalan Virtual, Selasa (18/5/2021). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Keluarga besar Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta, Selasa (18/5/2021), menggelar syawalan atau halal bil halal secara virtual. Syawalan virtual ini dilaksanakan karena masih masa pandemi dan dimaksudkan agar tidak terjadi klaster penularan Covid-19.

Syawalan keluarga besar UWM mengangkat tema “Sucikan Hati, Perkuat Sinergi, Jalin Silahturahmi untuk Membangun Institusi.” Tampak hadir Pengurus Yayasan Mataram Yogyakarta, diikuti pimpinan universitas, pimpinan fakultas, dosen, tenaga kependidikan serta mahasiswa UWM. Sedag Hikmah Syawalan disampaikan Ustadz Munawwar Khalil, SS, MAg.

Bacaan Lainnya

“Silaturahmi secara virtual tidak mengurangi makna bahkan merupakan bagian dari kecerdasan manusia untuk melakukan adaptasi pada kondisi dan adaptasi pada dinamika perkembangan atau kemunduran yang ada,” kata Rektor UWM, Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc.

Lebih lanjut Edy mengatakan pemerintah juga mengatur tentang Halal Bihalal. Di saat pandemi Covid-19, tidak ada Halal Bihalal di perkantoran kecuali secara virtual. “Hari ini kita melakukannya sesuai ketentuan pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19,” ungkap Edy.

Dijelaskan Edy, selama 30 hari di Bulan Ramadhan telah menahan lapar dan dahaga juga nafsu-nafsu yang lain yang mengurangi pahala puasa. Karena itu, masing-masing individu perlu mengevaluasi diri paska Ramadhan tentang kesabaran dalam mengendalikan nafsu, berbagi, bertadarus, sholat malam, dan kebaikan-kebaikan lain untuk menjadi insan bertaqwa.

“Idul Fitri menjadi hari raya berbuka puasa, kita berharap menjadi insan bertaqwa. Ketika kita salah cepat bertaubat, dan tidak menutupi kesalahan dengan kesalahan lain. Ketika kita salah pada sesama, minta maaf adalah utama,” kata Edy.

Sedangkan Wakil Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta Prof Dr Ir. Sunyoto, Dipl HE DEA memberikan apresiasi dan mendukung UWM agar maju dan berkembang. Sebagaimana cita-citakan Founding Fathers yaitu (Alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Sultan Hamengku Buwono X agar menjadi universitas berbasis budaya terbaik di DIY dan secara nasional.

“Setelah kita puasa selama 30 hari kemarin, kita sudah mengumpulkan energi positif untuk satu tahun mendatang. Dengan energi positif ini, marilah kita bersama-sama membangun UWM agar menjadi perguruan tinggi yang diperhitungankan, paling tidak di Yogyakarta” ucap Sunyoto.

Sementara dalam tausyiahnya, Ustadz Munawwar menjelaskan umat Islam tumbuh berkembang bukan hanya pada ruang kosong tapi tumbuh dengan budaya manapun. Syawalan hukumnya mubah, namun produk budaya ini dapat meningkatkan pahala karena isinya adalah silahturahmi. Bahkan kegiatan syawalan ini dapat meningkatkan segala hal yang baik bagi kehidupan dan kemaslahatan manusia.
Salah satu indikator orang bertaqwa, Ustadz Munawwar menjelaskan, adalah dengan menahan amarah atau mengendalikan diri. Pada momen Idul Fitri dan bulan syawal kita harus belajar manajemen marah ala nabi Muhammad SAW dengan memperbanyak berdzikir, berwudhu, menahan ucapan saat marah, mengubah posisi jika marah saat berdiri harus duduk, atau tidur, serta memperbanyak sahalat sunah.

Sedekah, kata Ustadz Munawwar, merupakan The Power of Giving. Sebagaimana dalam QS Al Baqarah ayat 261 dijelaskan bahwa perumpamaan orang-orang yang sedekah harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji. Selanjutnya, biji menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui.

“Kegiatan syawalan ini, setidaknya perlu memperhatikan empat hikmah syawalan yakni menjadi makelar rezeki, pemaaf, mengembangkan budaya SMS (Suka Melihat Orang lain Senang), serta ta’aruf, taqarub, tafahum, takaful,” tegas Ustadz Munawwar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *