Kelompok Ternak Srikandi Bantul Ikuti ‘Pelatihan Beternak Domba’

Prof Aris Junaidi saat menyampaikan materi tentang fisiologi reproduksi domba jantan dan betina. (foto : istimewa)
Prof Aris Junaidi saat menyampaikan materi tentang fisiologi reproduksi domba jantan dan betina. (foto : istimewa)

KLATEN, JOGPAPER.NET — Kelompok Ternak Srikandi, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti ‘Pelatihan Beternak Domba.’ Pelatihan tersebut dilaksanakan di CV AJ Wonder Farm, Sukorini, Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (13/6/2025).

Kelompok Ternak Srikandi mendapat bimbingan dari Prof drh Aris Junaidi, PhD, dosen aktif Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) yang juga pemilik CV AJ Wonder Farm. “Pelatihan ini disusun dengan pendekatan teoritis dan praktikal yang terintegrasi. Tujuannya memberikan pemahaman mendasar dan keterampilan teknis untuk para peternak,” kata Aris Junaidi.

Bacaan Lainnya

Pelatihan beternak domba, kata Aris Junaidi, merupakan inisiasi konkret untuk membentuk fondasi beternak domba. Pelatihan tidak hanya meningkatkan kapabilitas peternak, tetapi juga dapat membangun semangat baru bagi para peternak.

“Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi pemantik semangat bagi para peternak untuk melihat bahwa beternak domba adalah usaha yang menjanjikan dan berpotensi menjadi sumber penghasilan utama yang berkelanjutan,” tandas Aris.

Kelompok Ternak Srikandi foto bersama pemateri seusai pelatihan. (foto : istimewa)

Dalam paparannya, Aris Junaidi menjelaskan tentang fisiologi reproduksi domba jantan dan betina. Materi ini memberikan landasan ilmiah penting kepada peternak dalam manajemen reproduksi ternak.

Menurut Aris Junaidi, pelatihan ini diharapkan mampu membentuk landasan pengetahuan yang kokoh serta keterampilan praktis yang aplikatif. Sehingga para peternak memiliki kesiapan yang lebih baik dalam mengelola usaha peternakan domba secara mandiri.

Selain itu, best practice yang telah diterapkan di CV. AJ Wonder Farm menjadi inspirasi konkret dalam mendorong lahirnya program-program terobosan usaha peternakan. Di antaranya, pemanfaatan Dana Ketahanan Pangan melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), guna melibatkan generasi muda dalam peternakan domba yang produktif dan berorientasi profit.

“Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah awal menuju terbentuknya peternakan berbasis komunitas yang tangguh dan berkelanjutan. Selain itu, juga turut mendukung program nasional dalam penyediaan makanan bergizi, pencapaian swasembada daging, dan penguatan ketahanan pangan nasional,” harap Aris Junaidi.

Sedang drh Muh. Yusuf Arrofik mengupas tentang manajemen kesehatan domba. Materi ini mencakup deteksi dini, pencegahan penyakit serta penanganan kasus umum yang sering dijumpai di lapangan. Penyampaian dilakukan secara komunikatif dan disertai studi kasus agar mudah dipahami oleh peserta.

Sementara Satria, SPt, menjadi narasumber pada sesi praktik lapangan menjelaskan tentang kandang sehat, praktik pengobatan cacing, teknik cukur bulu, serta pemotongan kuku domba. Selain itu, Satria juga membimbing peserta dalam pembuatan dan penyusunan pakan hijauan serta konsentrat sebagai bagian dari manajemen pakan yang efisien. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *