Kelemahan Mahasiswa Menyusun Proposal Penelitian pada Latar Belakang

Trias Setiawati saat menjadi nara sumber pada workshop penyusunan desain dan proposal penelitian, Sabtu (20/3/2021). (foto: screenshotzoom/heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Kelemahan mahasiswa Strata Dua (S2) dan Strata Tiga (S3), dalam menyusun proposal penelitian pada latar belakang. Mereka kurang bisa menggambarkan rancangan penelitian secara mendetail dan menyeluruh pada latar belakang. Sehingga proposal penelitian sering ditolak karena reviewer tidak dapat cepat mengetahui gambaran penelitian yang akan dilaksanakan mahasiswa.

Dr Dra Trias Setiawati, MSi, dosen Fakultas Bisnis & Ekonomika Universitas Islam Indonesia (FBE UII) mengemukakan hal itu pada Workshop Penyusunan Desain dan Proposal Penelitian (Kuantitatif dan Kualitatif) melalui dalam jaringan (Daring), Sabtu (20/3/2021). Workshop diselenggarakan Program Studi Magister Ilmu Agama Islam (MIAI) dan Doktor Hukum Islam (DHI), Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (FIAI UII).

Bacaan Lainnya

Workshop menghadirkan narasumber Dr Dra Trias Setiawati, MSi, Dosen FBE UII Yogyakarta dan Prof Dr Ratno Lukito, MA, DCL, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta. Trias Setiawati mengetengahkan tema Desain dan Proposal Penelitian Kuantitatif. Sedang Prof Ratno Lukito mengangkat tema Desain dan Proposal Penelitian Kualitatif.

Lebih lanjut Trias Setiawati mengatakan proposal yang baik dapat dilihat dari kalimat pertama dalam alinea awal pada latar belakang. “Latar belakang yang kurang bagus ini membuat proposal susah diterima. Meskipun isi di dalamnya bagus,” kata Trias Setiawati.

Trias Setiawati juga mengingatkan kepada mahasiswa agar dalam melaksanakan penelitian tetap tenang dan tidak boleh tegang. Penelitian dilaksanakan dengan santai dan cepat selesai agar bisa memperoleh apa yang diinginkan. “Dalam penelitian jangan lupa bahagia,” kata Trias.

Dijelaskan Trias, ada empat tujuan penelitian sosial atau agama. Pertama, eksploratif yaitu penjajakan, penjelajahan, preleminary study. Kedua, deskriptif yaitu penjelasan rinci atas satu gejala khusus. Ketiga, eksplanatif yaitu pemerincian hubungan antarvariabel, sebagian besar menggunakan data statistik. Keempat, interpretif / interpretatif yaitu penafsiran /pemaknaan atas satu obyek khusus secara mendalam.

Sedang jenis riset sosial ada tiga yaitu kuantitatif, kualitatif, dan penggabungan dua model. Penelitian kuantitatif, mempelajari permukaan masalah atau bagian luarnya. Penelitian kuantitatif bersifat atomistik, memecahkan kenyataan dalam bagian-bagian. Bertujuan mencapai generalisasi guna meramalkan atau memprediksi. Bersifat deterministik tertuju kepada kepastian dengan menguji hipotesis.

Sedang penelitian kualitatif, mencoba memperoleh gambaran yang lebih mendalam. Memandang peristiwa secara keseluruhan dalam konteksnya. Mencoba memperoleh pemahaman yang menyeluruh. Memahami makna dan memandang hasil penelitian sebagai spekulatif.

Penelitian kuantitatif bertujuan menguji teori dengan menguji hubungan antar variabel. Variabel dapat diukur dengan instrument sehingga data angka dapat dianalisis dengan prosedur statistik.

“Laporan akhir memiliki seperangkat struktur: introduction, literature and theory, methods, results, and discussion. Memiliki asumsi menguji teori secara deduktif, membangun dengan melindungi dari bias, mengendalikan penjelasan alternatif dan dapat melakukan generalisasi dan mereplikasi temuan,” kata Trias.

Sementara Prof Ratno Lukito mengatakan penelitian kualitatif adalah mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data dengan mengamati apa yang orang lakukan dan katakan. Penelitian kualitatif mengacu pada makna, konsep, definisi, karakteristik, metafora, simbol, dan deskripsi berbagai hal.

“Riset kualitatif bersifat subjektif dan kegunaannya sangat berbeda metode pengumpulan informasi, termasuk individu, wawancara mendalam dan kelompok fokus. Sifat tipe ini penelitian bersifat eksplorasi dan terbuka,” kata Ratno.

Kekuatan penelitia kualitatif adalah baik untuk memeriksa perasaan dan motivasi. Memungkinkan mengurai kerumitan dan kedalaman masalah. Serta memberikan wawasan tentang situasi kehidupan nyata. Sedang kelemahannya, tidak dapat memperkirakan keseluruhan populasi, volume data, kompleksitas analisis. Membutuhkan waktu yang lama dalam penelitian ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *