Jaka Nugraha, Profesor UII ke 23

Rektor UII, Prof Fathul Wahid menyerahkan SK Profesor kepada Jaka Nugraha, Selasa (15/6/2021). (foto : humas UII)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Prof Dr Jaka Nugraha, SSi, MSi, Dosen Tetap Program Studi Statistika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), menjadi Guru Besar ke 23 Universitas Islam Indonesia (UII). Selasa (15/6/2021), Prof Jaka Nugraha menerima Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Akademik Profesor dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Penyerahan SK Kenaikan Jabatan Akademik Profesor diserahkan oleh Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Yogyakarta, Prof Dr Didi Achjari SE, MCom, Ak, CA, kepada Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD. Selanjutnya, Rektor UII menyerahkan kepada Prof Jaka Nugraha.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Fathul Wahid, saat ini masih terdapat 64 orang dosen berpendidikan doktor dan mempunyai jabatan akademik Lektor Kepala dari total 771 dosen. “Mereka para calon guru besar karena tinggal selangkah lagi,” kata Fathul Wahid.

Menurut Fathul Wahid, seorang profesor harus dapat menjalankan paling tidak tiga peran yaitu pemburu, peluru, dan penjuru. pemburu. Sebagai pemburu, seorang profesor sebagai pencari rahasia alam yang belum terkuak, penyingkap ilmu Allah yang belum dipahami, dan penemu hubungan antar titik di alam yang menunggu ditegaskan.

“Profesor, meskipun sudah sampai pada jabatan akademik tertinggi, harus terus haus ilmu dan tidak pernah merasa cukup dengan pengetahuan yang dipunyai. Pesan Alquran sangat jelas, bahwa manusia tidak diberi ilmu, kecuali hanya sedikit,” kata Fathul.

Kemudian sebagai peluru, seorang profesor harus menembus sekat untuk menuju sasaran. Beberapa sekat yang ditembus di antaranya, sekat masa lalu, sekat disiplin ilmu, dan sekat ranah aplikasi.

Selanjutnya, profesor memiliki peran sebagai penjuru. Penjuru adalah rujukan untuk banyak hal, termasuk teladan intelektual dan referensi moral. “Seperti dalam baris-berbaris, penjuru menentukan kerapian dan kelurusan pasukan. Tidak salah jika banyak orang menggantungkan harapan tinggi kepada profesor. Sangat bisa dipahami,” jelas Fathul.

Sementara Jaka Nugraha yang lahir di Klaten, Jawa Tengah, tanggal 24 Februari 1971 menjadi dosen tetap Program Studi Statistika UII sejak tahun 1995. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana (1994), Magister (1999) dan Doktor (2010) pada Program Studi Statistika Universitas Gadjah Mada. Ia mengampu mata kuliah Kalkulus, Analisis Data Kategorik, Analisis Data Eksploratif, Pengantar Probabilitas, Analisis Multivariat, Rancangan dan Analisis Percobaan.

Sampai saat ini Jaka Nugraha telah menulis beberapa buku di antaranya, (1) Pengantar Analisis data Kategorik, (2) Metode Maksimum Likelihood dalam Model Pemilihan Diskrit, (3) Pemodelan Data Ordinal, Nominal dan Cacah, (4) Model Logit, Probit dan Mixed Logit pada Respon Multivariat, (5) Analisis Tabel Kontingensi Menggunakan Model Loglinear, dan (6) Pengantar Peluang dan Distribusi.

Ia juga berkolaborasi melakukan penelitian bersama dengan beberapa pakar di bidang kimia, teknik dan psikologi. Sejumlah karya ilmiah telah dipublikasikan dalam beberapa jurnal nasional terakreditasi dan juga pada jurnal internasional bereputasi. Pada tahun 2020 lalu, Jaka Nugraha memperoleh penghargaan sebagai dosen berprestasi peringkat pertama di UII di pada tahun 2020 untuk Bidang Sains dan Teknologi.