Edy Suandi Hamid : Kebijakan Ekonomi Belum Memihak Kaum Dhuafa

UWM
Edy Suandi Hamid saat mengisi Kultum di Masjid Syuhada Yogyakarta, Sabtu (15/4/2023). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pakar Ekonomi, Prof Dr H Edy Suandi Hamid, M Ec mengungkapkan di masa pandemi Covid-19 kemiskinan meningkat menjadi lebih 10 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan pertumbuhan aset konglomerat di masa pandemi meningkat 11 persen, jauh di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut Edy Suandi Hamid hal tersebut terjadi karena ada kebijakan pemerintah yang salah. “Kebijakan hanya berpihak pada yang mampu, maka kita harus cerdas bagaimana memilih pemimpin ke depan. Pilih pemimpin yang berpihak pada kaum dhuafa dan fakir, dan yang tidak korupsi,” kata Edy Suandi Hamid pada Kultum Tarawih di Masjid Syuhada Yogyakarta, Sabtu (15/4/2023).

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Edy, Bulan Ramadhan memiliki banyak sebutan seperti syahrul ibadah, syahrul barakah dan lainnya yang memiliki makna sangat positif. Semoga makna positif tersebut umat Islam dapat mengambil manfaatnya, terutama ampunan agar terbebas dari dosa.

“Hal yang menjadi spirit kita berpuasa adalah memahami merasakan derita kaum miskin, kaum dhuafa. Sehingga kita tersadarkan untuk memberikan hak-hak orang miskin yang ada pada kita,” kata Edy Suandi Hamid yang juga Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) ini.

Bulan puasa, tambah Edy, merupakan momen menyalurkan infak, zakat, shadaqah, sehingga kaum miskin terhindar dari kefakiran. Sebab kefakiran mendekatkan dengan kekufuran. “Hal ini seperti disampaikan Rasulullah SAW: Hampir-hampir saja kefakiran akan menjadi kekufuran dan hampir saja hasad mendahului takdir” tegasnya.

Mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) ini mengungkapkan jumlah kaum miskin Indonesia sangat besar, lebih dari 28 juta orang. Jumlah ini kira-kira enam kali lipat dibandingkan penduduk Kota Yogyakarta. “Penting bagi kita meningkatkan kesalehan sosial, sehingga dapat mengurangi kemiskinan. Kita yang diberi kemampuan berkewajiban membantu kaum miskin tadi,” harap Edy.

Menurut Edy, banyak hak-hak orang miskin yang diambil oleh orang-orang yang tidak berhak. “Kita sebagai orang Islam prihatin karena di bulan ini kita beribadah tetapi seorang kepala daerah tertangkap tangan KPK padahal ia adalah muslim, dan kasus korupsi djka juga terjadi di bulan Ramadhan,” katanya.

Menurut nilai-nilai dalam Islam, kata Edy, korupsi sangat dilarang. Hal ini tertuang dalam Surat An Nisa 29. “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu,” katanya.

Hadits lain menyebutkan tentang larangan suap menyuap. Rasulullah SAW bersabda yang artinya Allah melaknat penyuap dan yang disuap dalam urusan hukum. Karena itu, Edy Suandi Hamid mengajak jamaah untuk memerangi suap menyuap. (*)