Bioinformatika Mempercepat Pemuliaan Keragaman Hayati Unggulan

Irfan Martiansyah danIzzati Muhimmah saat memberikan penjelasan kepada wartawan di FTI UII Yogyakarta, Sabtu (15/9/2018). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Bioinformatika dapat mempercepat pemuliaan keragaman hayati unggulan. Menggunakan bioinformatika peneliti dapat dengan cepat bisa mengetahui variasi genetik dalam suatu populasi hayati. Namun bioinformatika saat ini belum banyak yang mengembangkannya.

Hal itu diungkapkan Irfan Martiansyah, MSi, Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia di Bogor kepada wartawan seusai memberikan kuliah perdana pada Program Magister Teknik Informatika Fakuktas Teknologi Informasi Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta, Sabtu (15/9/2018). Kuliah perdana ini diharapkan dapat mendorong mahasiswa Program Magister Teknik Informatika FTI UII untuk mengembangkan bioinformatika.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Irfan Martiansyah menjelaskan keragaman genetik merupakan ukuran perbedaan (variasi) genetik dalam suatu populasi. Variasi genetik memunculkan berbagai macam bentuk, ukuran, warna yang tampak dalam visual secara langsung (fenotipe). Variasi genetik ini diregulasi oleh suatu struktur kecil yang disebut sebagai sel.

Sel merupakan pabrik biokimia yang di dalamnya terdapat organel-organel yang memiliki fungsi berbeda tetapi saling mendukung satu sama lain. Di dalam sel terdapat material-material (molekul) penyusun kehidupan atau “the building block of life”.

Material seperti glycan merupakan bahan dasar penyusun karbohidrat, lipid sebagai penyusun lemak dan asam amino sebagai penyusun protein. Selain itu, terdapat asam nukleat berupa deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang berperan penting dalam pewarisan sifat dan menentukan keragaman genetik yang berimbas pada keragaman fenotipe.

Kemudian bagaimana cara melihat pola variasi genetik? Salah satunya menggunakan DNA barcoding yaitu sebuah teknik untuk mengidentifikasi suatu organisme spesies menggunakan potongan fragmen DNA. Proses identifikasi organisme hidup menghasilkan bidang studi turunan ilmu biologi (science) yang dikenal dengan dengan akhiran „omics‟ seperti: genomics, transcriptomics, proteomics, metabolomics, phenomics dan masih banyak omics-omics yang lain.

Omics adalah suatu bidang studi dalam science yang memfokuskan pada data atau informasi dalam skala besar (Big Data). Era Omics membutuhkan teknologi sekuensing yang massive tetapi low cost. Metode NGS memungkinkan untuk mensekuens jutaan fragmen DNA dalam satu analisis dengan biaya yang relatif rendah dibanding teknologi sekuensing sebelumnya.

Akibat booming-nya teknologi Next Generation Sequencing (NGS) dapat dipastikan perolehan data sekuen DNA yang begitu besar. Sehingga dibutuhkan aplikasi atau software untuk melakukan pengolahan big data tersebut menjadi sebuah informasi pengetahuan baru menggunakan teknologi bioinformatika.

“Tujuan dari bioinformatika adalah untuk menciptakan manajemen data yang lebih baik dalam proses pegungkapan kekayaan informasi biologis. Sehingga diperoleh informasi pengetahuan yang lebih jelas mengenai biologi fundamental suatu organisme,” kata Irfan  Martiansyah.

Sementara Izzati Muhimmah, PhD, Ketua Prodi Teknik Informatika Program Magister FTI UII mengungkapkan bioinformatika belum banyak dikembangkan. Karena itu, kehadiran Irfan Martiansyah untuk memberikan kuliah perdana ini diharapkan dapat merangsang mahasiswa Magister FTI untuk mengembangkan penelitian di bidang bioinformatika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *