YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Bamboo Scholae atau Sekolah Bambu menyelenggarakan pelatihan pembuatan arang bamu dan memasak rebung bambu. Pelatihan diikuti 50 peserta warga lokal Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan masyarakat yang berminat dengan syarat pendaftaran, berdedikasidan menunjukkan motivasi lanjutan setelah program usai.
Pelatihan pembuatan Arang Bambu dikemas dalam Workshop Arangabu dan Pelatihan Memasak Rebung Bambu dikemas Rebung Reborn Workshop, Sabtu dan Ahad (12-13/7/2025). Pelatihan bertempat di Ballab atau Bamboo Living Labo yang dikelola oleh sindikasi Bambooland Indonesia sejak tahun 2017.
Yulianto P Prihatmaji, Kolaborator Bambooland Indonesia, mengatakan program ini merupakan usaha berkelanjutan sindikasi Bambooland Indonesia untuk terus memanfaatkan tegakan, program dan turunan bambu secara beradab dan lestari di Indonesia. Pelatihan Arangabu menghadirkan narasumber peneliti Badan Riset Inivasi Nasional, Dr Saptadi Darmawan dari Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk. Saptadi Darmawanmenyampaikan kajian dan peluang produksi dan produk arang bambu dan asap cair.
Sedang Rahayu Sumartinah dari Dapoer Timoer Resto menjadi narasumber masakan berbahan dasar rebung bambu. “Total ada 11 menu masakan yang dilatihkan, terdiri tiga menu snack dan delapan menu makanan,” kata Yulianto P Prihatmaji di Yogyakarta, Ahad (13/7/2025).
Hasil pelatihan, kata Yulianto, dirayakan dalam acara Rebung Bujana wujud Dahar Kembul Mustika Rasa Rebung. Perayaan ini sebagai ungkapan syukur atas sewindu kehadiran Bambooland Indonesia (BLID). Milad delapa tahun layanan BLID disyukurayakan dalam delapan menu masakan rebung bambu bersama peserta, warga dan tamu undangan.
“Acara ini sebagai rangkaian Pring Pethuk Bamboofest yang dihelat rutin sejak 2022 di Sleman dalam berbagai ragam, skema dan skala kegiatan sebagai ruang aktivasi kesenian dan kebudayaan bambu di DIY,” kata Yulianto.
Yulianto mengharapkan produk Arang Bambu dan Rebung Bujana bisa menjadi alat dan seni diplomasi kuliner rebung di level nasional dan internasional. Sehingga ke depan dapat meningkatkan ekonomi sirkular di kawasan tematik bambu.
Yulianto menjelaskan rebung bambu sebagai salah satu khazanah kekayaan bahan makanan belum optimal pemanfaatannya sebagai menu kuliner di Indonesia. Di sisi lain, permintaan arang bambu sebagai bahan memasak resto-resto bebakaran, bahan penjernih air, bahan penyerap kelembaban, dan lain-lain.
“Bahan arang aktif bambu juga digunakan untuk pemurnian air, penyerap gas berbahaya, bahan penahan api, purnian bahan bakar (katalis), sampai bahan makanan dan kosmetika,” kata Yulianto P Prihatmaji.
Bambooland Indonesia (BLID), tambah Yulianto, sebuah organisasi sosial yang menyediakan waralaba gagasan hulu hilir pemuliaan dan pemanfataan bambu mendapatkan kepercayaan untuk memanfaatkan Layanan Dana Masyarakat untuk Lingkungan melalui Dukungan Sumber Dana Kerja Sama Indonesia Norwegia Tahap 2&3 [FOLU-NC2&3]. Layanan dana ini dikelola oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup yang mendanai program Bamboo Scholae: Culinary Diplomacy untuk Peningkatan Ekonomi Sirkular Kawasan Tematik Bambu, dari sindikasi Bamboland Indonesia. (*)