Dubes Iran, Boroujerdi : Israel Bukan Negara Sah

Muhammad Boroujerdi saat menyampaikan materi kuliah umum di UII. (foto : heri purwata)
Muhammad Boroujerdi saat menyampaikan materi kuliah umum di UII. (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Muhammad Boroujerdi, Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran untuk Indonesia menegaskan jika Israel bukan negara yang sah. Tetapi sebuah entitas militer yang melakukan pendudukan pada suatu wilayah. Sehingga Iran tidak perlu melakukan perundingan damai dengan Israel.

Dubes Iran mengemukakan hal tersebut pada kuliah umum Ambassadorial Lectures di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Kamis (26/6/2025). Kuliah umum diselenggarakan Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya UII.

Bacaan Lainnya

“Rezim Zionis bukan sebuah negara yang bisa dinegosiasikan. Mereka hanyalah pasukan pendudukan wilayah lain. Selain itu, ajakan damai dari Israel merupakan taktik ketika mereka berada dalam posisi lemah,” kata Boroujerdi.

Menurut Boroujerdi ajakan damai dari Israel merupakan bentuk strategi bertahan, bukan upaya tulus untuk menciptakan perdamaian. “Saat mereka kuat, mereka menyerang. Saat lemah, mereka ajukan gencatan senjata. Ini bukan niat damai, tetapi siasat,” tandas Boroujerdi.

Boroujerdi memperingatan kepada negara-negara yang mendukung Palestina. Menurutnya, negara-negara pendukung Palestina, termasuk Indonesia, juga menjadi target Israel, hanya saja jarak geografis membuat mereka belum diserang secara langsung.

Rektor UII dan Dubes Iran bertukar cinderamata. (foto : heri purwata)

“Israel tidak membedakan siapa musuhnya. Siapa pun yang mendukung Palestina, termasuk Indonesia, sebenarnya ada dalam radar mereka. Namun karena letak geografisnya sehingga tidak menjadi sasaran,” katanya.

Sementara Rektor UII, Fathul Wahid mengapresiasi forum ini sebagai bagian dari komitmen kampus dalam membangun tradisi akademik yang inklusif dan terbuka terhadap dialog lintas budaya dan politik. “Di UII, kami meyakini bahwa pertemuan lintas batas semacam ini bukan sekadar acara protokoler. Ambassadorial Lectures merupakan ruang pembelajaran hidup yang menanamkan empati, memperluas wawasan, dan mendidik mahasiswa untuk menjadi pembaca dunia dengan mata yang jernih dan hati yang lapang,” kata Fathul. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *