Wakil Dekan FEB UGM : Pariwisata Sektor Ekonomi Global Paling Tangguh

Danang Sri Hadmoko memukul gong sebagai tanda pembukaan GAMAICEB di Yogyakarta, Rabu (23/7/2025). (foto : istimewa)
Danang Sri Hadmoko memukul gong sebagai tanda pembukaan GAMAICEB di Yogyakarta, Rabu (23/7/2025). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi global yang paling tangguh dan transformatif. Secara global, pariwisata menyumbang lebih dari 10% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan mempekerjakan ratusan juta orang. Borobudur hingga Raja Ampat Indonesia telah menghadirkan lebih dari 16 juta wisatawan internasional sebelum pandemi, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.

Gumilang Aryo Sahadewo PhD, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) mengemukakan hal tersebut pada The 13th Gadjah Mada International Conference on Economics and Business (GAMAICEB) di Yogyakarta, Rabu (23/7/2025). Konferensi yang diselenggarakan Unit Publikasi FEB UGM diikuti 125 peserta dari lima negara yaitu Indonesia, Jepang, Malaysia, Mexico, Vietnam dan berlangsung Rabu-Kamis (23-24/7/2025).

Bacaan Lainnya

Konferensi ini dihadiri sejumlah tokoh penting di antaranya, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi, Dr Andar Danova L Goeltom, MSc, CPM (Asia), CHE ; Presiden Direktur Taman Mini Indonesia Indah, Intan Ayu Kartika; dan Direktur Responsible Borneo-REBORN, Prof. Hiram Ting sebagai pembicara kunci. Selain itu juga hadir Bogat Agus Riyono selaku perwakilan sponsor dan praktisi pariwisata yang menyampaikan sambutan pembukaan.

Lebih lanjut, Gumilang mengatakan pariwisata Indonesia telah menyedot lebih dari 16 juta wisatawan internasional sebelum pandemi, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, lanskap pariwisata telah mengalami perubahan mendasar. “Bagi Indonesia, pariwisata lebih dari sekadar angka ekonomi, tetapi mencerminkan warisan budaya, keindahan alam, dan potensi pembangunan berkelanjutan,” kata Gumilang.

Saat ini, kata Gumilang, wisatawan mencari pengalaman bermakna yang memberikan dampak sosial positif, keberlanjutan lingkungan, dan pertukaran budaya yang otentik. ‘Transformasi ini menuntut akademisi dan praktisi untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan teoritis dan implementasi praktis,” kata Gumilang.

Menurut Gumilang, penelitian di bidang ekonomi pariwisata, manajemen perhotelan berkelanjutan, pariwisata berbasis komunitas, dan transformasi digital menjadi semakin penting. Karenanya, ke depan penelitian yang dilakukan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan mendesak seperti bagaimana pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, menyeimbangkan manfaat ekonomi dengan pelestarian lingkungan, hingga peran teknologi dalam menciptakan peluang pariwisata yang adil.

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak bisa dijawab oleh praktisi saja, maupun oleh akademisi secara terpisah. Namun dibutuhkan pendekatan kolaboratif seperti tema konferensi tahun ini yakni Bridging Academics and Practices: Boosting Social Impact in Tourism. Tema ini menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Kolaborasi sejati antara dunia akademik dan industri membutuhkan kepercayaan yang dibangun di atas integritas.

“Ketika riset kita kuat, kemitraan dengan industri menjadi lebih bermakna, rekomendasi kebijakan kita memiliki bobot yang lebih besar, dan dampak sosial yang kita hasilkan semakin luas,” kata Gumilang Aryo Sahadewo.

Sedang Ketua panitia GAMAICEB, Arika Artiningsih, PhD menyampaikan forum ini menghadirkan para akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, dan mahasiswa. Mereka akan terlibat dalam diskusi yang bermakna dan pemikiran kolaboratif tentang cara meningkatkan dampak sosial pariwisata.

Melalui forum ini diharapkan dapat memicu dialog lintas disiplin dan membangun kemitraan jangka panjang antara akademisi dan dunia nyata. “Lebih dari itu, konferensi ini bisa menjadi katalisator untuk dampak nyata,” kata Arika Artiningsih.

Sementara GAMAICEB dibuka Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama UGM, Dr Danang Sri Hadmoko, SSi, MSi. Danang berharap konferensi ini menjadi ruang pertemuan antara inovasi dan aksi nyata. “Akademisi dan praktisi diharapkan mampu berkolaborasi untuk merespons tantangan-tantangan riil yang dihadapi masyarakat,” harap Danang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *