S3C-Latent Bantu Dokter Atasi Disfungsi Seksual Penderita Kanker

Yuan Sa'adati saat memberikan keterangan kepada wartawan didampingi Izzati Muhimmah dan Dhomas Hatta Fudholi, Jumat (30/7/2021). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Metode Stable Specification Search for Cross-sectional Data with Latent Variable (S3C-Latent) dapat membantu dokter melakukan terapi permasalahan disfungsi seksual penderita kanker serviks. Hasil penelitian yang melibatkan dokter, tenaga kesehatan, dan peneliti yang fokus pada bidang ini merekomendasikan terapi farmakoterapi dan non farmakologi yang melibatkan pasangan.

Yuan Sa’adati, mahasiswi Program Studi Informatika Program Magister Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mengemukakan hasil penelitiannya kepada wartawan secara virtual, Jumat (30/7/2021). Dalam menyampaikan hasil penelitiannya, Yuan Sa’adati didampingi Izzati Muhimmah ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Informatika Program Magister FTI UII dan Dhomas Hatta Fudholi ST, MEng, PhD, Dosen Program Studi Informatika Program Magister FTI UII.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Yuan Sa’adati, penelitian ini mengambil responden sekunder dari 172 penderita kanker serviks yang dirawat di Rumah Sakit dr Sardjito Yogyakarta dan Rumah Sakit Margono Purwokerto. Penelitian mengidentifikasi hubungan kausal dari faktor-faktor disfungsi seksual menggunakan sebuah metode kausal baru yaitu Stable Specification Search for Cross-sectional Data with Latent Variable (S3C-Latent). “Metode ini memiliki keunggulan dalam hal stabilitas dan kompleksitas model,” kata Yuan Sa’adati.

Dalam diseminasi, kata Yuan, model yang sudah dievaluasi akan ditampilkan melalui sistem berbasis web, sehingga hasil penelitiannya dapat diakses secara luas. “Dalam penelitian ini, ditemukan hubungan kausal yaitu faktor kepuasan seksual dipengaruhi oleh semua faktor (hasrat seksual, gairah seksual, lubrikasi, orgasme, dan rasa sakit) yang memenuhi sel dengan reliability score masing-masing 1, 0.64, 0.65, 0.6, dan 0.6,” kata Yuan.

Faktor gairah seksual mempengaruhi lubrikasi dan orgasme yang memenuhi sel dengan reliability score masing-masing 0.82, 0.6. Faktor lubrikasi mempengaruhi orgasme dan rasa sakit yang memenuhi sel dengan reliability score masing-masing 0.85, 0.6. Faktor nyeri mempengaruhi hasrat seksual yang memenuhi memenuhi sel dengan reliability score 0.6.

Selain hubungan kausal, tambah Yuan, juga ditemukan asosiasi yang kuat antara hasrat seksual dan gairah seksual yang memenuhi sel dengan reliability score 0.86. Selanjutnya, hasrat seksual dan orgasme yang memenuhi sel dengan reliability score 0.80. Gairah seksual dan rasa sakit yang memenuhi sel dengan reliability score 0.80. “Kami berharap penelitian ini, meningkatkan kualitas pasien kanker yang mengalami disfungsi seksual,” harapnya.

Menurut Yuan Sa’adati, temuan ini merupakan penelitian pertama yang mencoba mengidentifikasi hubungan kausal (sebab akibat) antara faktor-faktor disfungsi seksual terlebih pada wanita penderita kanker. Sedang metode S3C-Latent mengadopsi desertasi dosen pembimbing pertama, Dr Ing Ridho Rahmadi, SKom, MSc. Sedang pembimbing kedua, Dr Christantie Effendy, SKp, MKes, dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Penelitian ini merekomendasi terapi non farmakologi dan psikologis. Terapi non farmakologi berupa penyuluhan atau konseling kepada pasien dan pasangan tentang bagaimana mengatasi disfungsi seksual sesuai dengan kondisi pasien. Pihak perempuan sebagai pihak yang merasakan disfungsi harus lebih terbuka pada dokter terutama pasangannya.

Sedang terapi psikologis untuk mengurangi pengaruh psikologis dari terapi kanker dan penyakit kankernya. Kemudian dapat dilakukan latihan kegel atau dengan pemberian gel/lubrikan. “Jenis kanker serviks yang sudah mengalami metastasis, membuat penderita mengalami kesulitan latihan kegel. Apalagi yang sudah masuk stadium 3 dan 4 dengan kondisi metastasis sudah mencapai dinding panggul dan vagina,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *