Purwarupa Pengenalan Bahasa Isyarat bagi Tunawicara

Izzati Muhimmah saat memberi penjelasan kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (25/10/2017). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA — Tiga mahasiswa Computer Science, Faculty of Science and Technology, Rajamangala University Of Technology Thanyaburi (RMUTT) Thailand berhasil mengembangkan Purwarupa. Aplikasi berbasis Microsoft Kinect V1 ini merupakan alat untuk mengenalkan bahasa isyarat kepada tunawicara.

Ketiga mahasiswa RMUTT adalah Supasit Menasin (Petch), Pollacha Jeakkhajorn (Natcha), dan Warakorn Kropphet (First). Mereka belajar dan membangun sistem tersebut di bawah bimbingan Izzati Muhimmah, ST, MSc, PhD, dosen Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) sejak bulan Juli 2017.

“Program ini merupakan bagian implementasi kerjasama Jurusan Teknik Informatika UII dengan Program Studi Computer Science, RMUTT. Alhamdulillah dalam milad Jurusan Teknik Informatika UII ke 23 tahun 2017 ini, beberapa inisiatif student exchange dan join-degree dengan beberapa universitas asing telah dapat dijalankan secara rutin,” kata Izzati kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (25/2017).

Dijelaskan Izzati, latar belakang penciptaan aplikasi ini semakin banyaknya difabel, khususnya tunarungu/tunawicara di Thailand. Saat ini, jumlah tunarungu/tunawicara mencapai 330,488 orang, sedangkan yang berpendidikan baru 5,403 orang.

“Hal ini menimbulkan keprihatinan, karena kelompok masyarakat ini menemui kendala yang besar dalam berkomunikasi di bidang pendidikan dan pekerjaan. Di sisi lain, kemajuan teknologi sudah memungkinkan untuk pengembangan alat bantu komunikasi dengan memanfaatkan perangkat Kinect V1,” kata Izzati.

Perangkat Kinect V1, kata Izzati, mempunyai kemampuan untuk menyediakan data video 3D. Dengan kata lain, informasi warna keabuan yang nampak pada layar sebenarnya merupakan informasi jarak antara pemain dengan kamera InfraRed yang terpasang pada perangkat Kinect.

Pembacaan titik jarak (PointClouds), tambah Izzati, penentuan sendi pemain dan dikaitkan dengan penentuan pose Bahasa Isyarat Thai untuk buah tropis merupakan hal yang menantang. Tantangan ini yang dipecahkan tiga mahasiswa RMUTT Thailand.

Selama tahun 2017, ada empat implementasi kerjasama FTI UII dengan perguruan tinggi di luar negeri. Pertama, dengan RMUTT Thailand melakukan student excahnge, mini project selama 1-3 bulan. Kedua, dengan Chulalongkorn University Thailand, melakukan student exchange satu semester. Ketiga, dengan Hokkaido Information University Jepang, melaksanakan student exchange. Keempat, dengan Youngsan University, Korsel melaksanakan program dual degree.

Kata Izzati, program kerjasama dengan RMUTT ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2014. Sedangkan pengiriman mahasiswa UII untuk program dual degree di Youngsan University maupun program student exchange di Chulalongkorn University telah dilaksanakan sejak tahun 2016.

Inisiasi kerjasama dengan Hokkaido Information University telah dimulai pada awal Oktober 2017 ini dengan pengiriman mahasiswi untuk mengikuti shortcourse di bidang pembacaan data satelit. “Jurusan Teknik Informatika UII juga aktif dalam mempersiapkan dan mendukung mahasiswa UII untuk memperoleh pengalaman internasional,” kata Izzati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *