MAGELANG, JOGPAPER.NET — Kesehatan Maternitas dapat menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak bawah lima tahun (Balita). Melalui Terapi Komplementer membuat membuat pasien merasa nyaman, memberikan dukungan psikologis yang kuat pada ibu sehingga dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan.
Prof Heni Setyowati Esti Rahayu, SKp, MKes mengungkapkan hal tersebut pada Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Bidang Keperawatan Maternitas, di Auditorium Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Jawa Tengah, Sabtu (30/8/2025). Pidato pengukuhan yang dilaksanakan bersamaan peringatan Milad UNIMMA ke-6 mengangkat judul ‘Emerging Progress Terapi Komplementer pada Masalah Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia: Peluang dan Tantangan.’
Prof Heni Setyowati Esti Rahayu merupakan dosen senior di Program Studi (Prodi) Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) UNIMMA. “Keperawatan maternitas memiliki peran strategis dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama target 3.1 (menurunkan angka kematian ibu) dan 3.2 (menurunkan angka kematian bayi dan balita),” tandas Heni Setyowati.
Heni Setyowati menjelaskan ada empat peluang besar yang ditawarkan Terapi Komplementer untuk kesehatan ibu dan anak. Pertama, terapi komplementer dengan pendekatan holistik akan membuat pasien merasa nyaman. Kedua, terapi komplementer mampu memberikan dukungan psikologis yang kuat sehingga dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan.
Ketiga, terapi komplementer relatif mudah diakses oleh masyarakat karena dapat diterapkan di tingkat komunitas. Keempat, pendekatan komplementer meningkatkan kepuasan ibu terhadap layanan kesehatan karena mereka merasa lebih dihargai dan diperlakukan secara individual.
Menurut Heni Setyowati, keperawatan maternitas merupakan bidang yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak. “Keperawatan maternitas tidak bisa disangkal, karena bidang ini fokus pada perawatan kesehatan wanita selama masa sebelum kehamilan, kehamilan, persalinan, dan masa nifas, serta perawatan bayi baru lahir. Keperawatan maternitas juga berperan penting dalam memberikan edukasi kesehatan reproduksi, mendorong persalinan yang aman, dan meningkatkan kualitas hidup keluarga, kata Heni Setyowati.
Prosesi pengukuhan ditandai dengan pengalungan samir Guru Besar yang dilakukan Ketua Senat, Prof Yun Arifatul Fatimah, MT, PhD didamping Rektor UNIMMA, Dr Lilik Andriyani, SE, MSI. Selain itu, juga tampak mendampingi Prof Lincolin Arsyad, MSc, Majelisdikti PP Muhammadiyah; Prof Dr Ir Aisyah Endah Palupi, MPd, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI; serta Drs Sugiyono, MSi, Ketua Badan Pembina Harian UNIMMA.
Sementara Kepala LLDikti Wilayah VI, Aisyah Endah Palupi mengapresiasi capaian Jabatan Akademik Tertinggi, Heni Setyowati. Aisyah mengatakan orasi yang disampaikan sangat relevan dengan visi pemerintah, khususnya dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak. “Apa yang disampaikan oleh Prof Heni dalam orasi ilmiahnya sesuai dengan salah satu Asta Cita dari Pak Presiden, yaitu untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Tentu ini sangat luar biasa,” kata Aisyah.
Guru Besar, kata Aisyah, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, namun justru merupakan awal dari tanggung jawab baru. “Sampai berada di titik seperti ini, menjadi Guru Besar bukan akhir dari perjalanan. Tetapi ini justru merupakan awal yang disampirkan di pundak Prof Heni untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan di bidangnya maupun untuk UNIMMA secara keseluruhan,” tandas Aisyah. (*)