Prodi DRI UII Beri Dukungan Sangat Besar pada Lulusan Perdana

Ahmad Padhil dan isterinya, Hermawati saat menyampaikan kesan dan pesan pada pelepasan lulusan DRI di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (23/8/2025). (foto : heri purwata)
Ahmad Padhil dan isterinya, Hermawati saat menyampaikan kesan dan pesan pada pelepasan lulusan DRI di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (23/8/2025). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi Doktor Rekayasa Industri (Prodi DRI), Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) memberikan dukungan sangat besar bagi lulusan perdananya, Ahmad Padhil. Sebab Ahmad Padhil yang dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, saat kuliah di S3 DRI UII selama dua tahun, empat bulan, tinggal di Ruang Mukim Kampus FTI UII.

“Saya baru menemukan kampus yang menyediakan tempat tinggal untuk mahasiswanya. Di tempat lain, mahasiswa lebih banyak kos, kalau di DRI UII, Mas Padhil disediakan tempat tinggal. Jadi selama kuliah, tinggal di Ruang Mukim. Kami merasa sangat terbantu adanya fasilitas tersebut. Bahkan bisa dikatakan menjadi rumah kedua setelah rumah di Makassar,” kata Hermawati.

Bacaan Lainnya

Hermawati, isteri Ahmad Padhil mengungkapkan hal itu pada pelepasan lulusan DRI UII di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (23/8/2025). Wisuda Periode VI Tahun Akademik 2024/2025, Prodi DRI UII baru meluluskan satu orang yaitu Ahmad Padhil dengan Indek Prestasi Komulatif (IPK) 4,0.

Ahmad Padhil diwisuda bersama 1.100 lulusan dari berbagai jenjang yang dilaksanakan di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII, Sabtu-Ahad (23-24/8/2025). Pelepasan lulusan yang dilakukan Prodi DRI UII menambah keakraban karena lulusan membawa keluarganya.

Winda Nur Cahyo (ketiga dari kiri) bersama lulusan MTI dan DRI UII. (foto : heri purwata)

Hermawati, menceritakan pada awal kuliah di DRI UII, Padhil memintanya untuk pindah kerja ke Yogyakarta. “Mungkin karena rasa sayangnya pada DRI UII. Alhamdulillah saya tidak pindah dan dia cepat selesai,” kata Hermawati.

Sedang Ahmad Padhil, mengatakan rencana setelah menyandang gelar Doktor. Saran dari Promotor, penelitian tidak boleh berhenti hanya sampai pada Desertasi. Tetapi model yang sudah ditemukan pada penelitian desertasi dilanjutkan implementasinya di Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

“Langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada komunitas kecil di kalangan akademik. Kemudian menyisir praktisi yang memiliki perhatian tentang keselamatan kerja. Hal ini perlu dilakukan secara simultan, dan terintegrasi,” kata Padhil.

Dalam desertasinya, kata Padhil, penerapan keselamatan kerja fokus pada industri besar. Sedangkan UMKM belum mendapat perhatian sehingga gap antara industri besar dan UMKM sangat lebar. Selama ini, industri kecil atau UMKM itu tidak mendapat perhatian. Kalau metode tersebut dipaksakan tidak bisa, karena ada banyak faktor penghambat seperti biaya, pendidikan, kompleksitas pekerjaan.

“Penerapannya, bisa melalui pengabdian masyarakat, bisa program pemerintah yang temanya ‘Berdampak.’ Bagaimana pendidikan itu bisa berdampak langsung kepada masyarakat,” kata Ahmad Padhil.

Sedang penerapan di lingkungan akademik, desertasi yang membahas tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini bisa menjadi bahan ajar bagi mahasiswa. Mahasiswa yang tertarik bisa menjadi bahan penelitian. “Bisa mengambil tema yang sama tentang K3. Itu sektor pembelajarannya,” kata Ahmad Padhil. (*)