Prodi DHI UII Luncurkan dan Bedah Enam Buku

Tamyiz Muharrom saat meluncurkan dan membuka bedah buku secara virtual, Kamis (5/8/2021). (foto : xcreenshootyoutube/heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi Doktor Hukum Islam (Prodi DHI), Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia (FIAI UII) meluncurkan enam buku dan sekaligus membedahnya. Peluncuran enam buku dengan mengangkat tema ‘Penguatan Basis Filosofis Keilmuan Untuk Pengembangan Hukum Islam dan Keindonesiaan’ dilakukan Dr Tamyiz Muharrom, MA, Dekan FIAI UII, Kamis (5/8/2021).

Dijelaskan Ketua Prodi DHI FIAI UII, Dr Yusdani enam buku yang diluncurkan dan dibedah merupakan desertasi karya mahasiswa Prodi DHI. Desertasi merupakan karya monumental, karena karya ini ditulis setelah melakukan penelitian. “Ada tiga kontribusi akademik dalam desertasi yaitu filosofis, epistimologis, dan metodologis. Itu ada di setiap desertasi, termasuk desertasi yang akan kita bedah,” kata Yusdani.

Bacaan Lainnya

Core keilmuan Prodi DHI, lanjut Yusdani, adalah Hukum Islam Keindonesiaan. Enam desertasi ini diharapkan dapat memperkuat basis filosifis keilmuan fikih keindonesian. Sehingga sesuai dengan tujuan penerbitan dan bedah buku desertasi ini.

“Satu hal lagi yang penting terkait aktivitas launching dan bedah buku dari disertasi ini adalah memperkaya body of knowledge dari fikih keindonesiaan dalam berbagai topik kajian,” kata Yusdani.

Sedang Tamyiz Muharrom mengatakan bedah buku merupakan tradisi yang luar biasa, istilahnya jantung akademik. Bedah buku ini akan memberikan sumbangan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan keislaman dan keindonesiaan.

“Ini merupakan suatu core yang monumental sekali. Memang kita dituntut untuk mengembangkan budaya akdemik. Kalau ini berhenti, sama saja dengan istilahnya beribadah. Tetapi ini beribadahnya melalui kajian ilmu,” kata Tamyiz.

Bedah buku perdana, kata Tamyiz, akan membedah buku ‘Formulasi Kalender Hijriah Dalam Pendekatan Historis-Astronomis’ yang ditulis oleh Dr Anisah Budiwati, MSI, dosen FIAI UII. Kalender Hijriah yang selama ini diterapkan sudah mapan, tetapi perlu dikaji ulang kembali.

“Apakah sudah tepat seperti itu? Demikian pula dengan waktu sholat sudah mapan, tetapi perlu dikaji ulang. Seperti Maulid Nabi Muhammad SAW apakah benar 12 Rabiul Awal. Ini akan dibedah. Apakah tanggal 12 Rabiul Awal persis atau tidak. Kajian formulasi kalender itu penting untuk meningkatkan akurasi kalender hijriah,” kata Tamyiz.

Enam buku yang diluncurkan dan dibedah adalah Formulasi Kalender Hijriah Dalam Pendekatan Historis-Astronomis (Dr Anisah Budiwati), Kepemimpinan Profetik (Dr M Hajar Dewantoro, MAg). Kemudian, Hukum Islam dan Hukum Positif Tentang Putusan Mahkamah Konstitusi No. 46/PUU-VIII/2010 (Dr Subroto, MSI), Budaya Agama Dalam Transaksi Jual Beli Intan Melalui Pengempit di Martapura Kalimantan Selatan (Dr Amelia Rahmaniah, MH).

Selanjutnya, buku Politik Hukum Pengelolaan Zakat di Indonesia (Dr H Muhammad Bahrul Ilmie, SAg, MHum), dan Rakyat Berdaulat Negara Kuat Studi Kontestasi Dan Fragmentasi Pemikiran Islam Di Indonesia (Dr Yusdani, MAg).

Sementara Anisah Budiwati, mengatakan buku yang ditulisnya berkaitan dengan Ilmu Falaq. Ia mendapat kesempatan untuk mempresentasikan bukunya di kesempatan pertama pada pagi hari. Ia menilai jadwal ini mengandung arti jika Ilmu Falaq perlu diajarkan di pagi hari agar lebih fresh. Karena selama ini Ilmu Falaq diajarkan di sore atau malam hari sehingga mereka mengantuk.

Penulisan desertasinya, lanjut Anisah, dilatarbelakangi adanya perbedaan tanggal, konsep historis – astronomis, dan historiografi Islam. Perbedaan tanggal, terjadi pada peristiwa-peristiwa penting dalam dokumen literatur keislaman sehingga memerlukan analisa astronomi.

Konsep historis-astronomi, kata Anisah, literatur sejarah Islam yang ada belum memilliki analisa konseptual dan teoritis astronomi tentang sistem waktu umat Islam. Sedang historiografi Islam adalah peristiwa-peristiwa bersifat naratif konvensional, belum secara kritis mengungkapkan faktor intelektual.

“Dalam buku ini membahas tentang mengapa terjadi peralihan pra Islam ke kalender hijriah. Kemudian membahas tentang bagaimana formulasi dari kalender hijriah dalam perspektif historis-astronomis sebagai identitas Islam,” kata Anisah.

Identitas Islam, kata Anisah, Hari Besar Agama Islam. Ada delapan peristiwa penting yang menjadi Hari Besar Agama Islam yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW, Nuzulul Quran, Isra’ Mi’raj, Hijrah Nabi Muhammad SAW, Awal Muharam, Perintah Puasa Ramadhan, Haji Wada’, dan Wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *