Mahasiswa Informatika UII Pamerkan 141 Karya Inovatif

Seorang mahasiswa sedang menjelaskan proyeknya kepada pengunjung Informatic Expo 2019 di Auditorium Kahar Mudzakkir Yogyakarta, Selasa (17.12/2019). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Sebanyak 141 proyek karya inovatif mahasiswa Program Studi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dipamerkan di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir, Selasa (17/12/2019). Proyek tersebut merupakan tugas selama perkuliahan semester ganjil tahun Akademik 2019/2020.

Dijelaskan Ketua Prodi Informatika FTI UII, Dr R Teduh Dirgahayu, ada enam mata kuliah yang terlibat dalam pameran tersebut. Yaitu pemikiran desain, pengembangan aplikasi berbasis web, sistem jaringan dan komputer, pengembangan aplikasi berbasis bergerak, pengembangan informatika medis, dan gim serius.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan Informatic Expo 2019 ini merupakan bagian dari proses pembelajaran, khususnya untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi. Dalam pameran, mahasiswa wajib memaparkan hasil proyeknya untuk melatih ketrampilan komunikasi verbal, membuat poster untuk ketrampilan visual, dan membuat video untuk komunikasi audio visual,” jelas Teduh kepada wartawan di sela-sela pameran.

Lebih lanjut Teduh mengatakan Prodi Informatika mengundang sejumlah mitra perusahaan pengembang teknologi informasi (TI) untuk menghadiri kegiatan ini. Tujuannya, memberikan kesempatan kepada mitra untuk melihat hasil proses pembelajaran yang telah dilakukan FTI.

“Para mitra dapat menjaring bakat-bakat potensial yang ada di antara mahasiswa untuk terlibat dalam proyek pengembangan TI di tempat mitra. Selain itu, para mitra dapat berinteraksi dengan mahasiswa untuk pengembangan dan komersialisasi hasil proyek yang dipamerkan,” jelas Teduh.

Menurut Teduh, semakin luas penerapan TI telah memunculkan Revolusi Industri 4.0 pada pertengahan awal tahun 2010-an. Revolusi semula dari penerapan TI pada bidang industri dan manufaktur kini telah merambah ke berbagai disiplin ilmu lain, mulai dari bidang pendidikan, keuangan, transportasi hingga pertanian dan kesehatan.

Kini semakin banyak aktivitas keseharian yang terbantu TI dengan alasan ketepatan dan kenyamanan. Ke depan, berbagai inovasi teknologi informasi akan semakin masif dan menjadi disrupsi pada berbagai sektor kehidupan, baik di level individu, organisasi, maupun masyarakat.

Transformasi digital di berbagai level tersebut merupakan hal yang tak bisa dielakkan lagi. Hal ini didorong oleh tren implementasi konsep SMACIT (social, mobile, analytics, cloud, internet of things). Pada konsep social, TI bertindak sebagai penghubung interaksi sosial antar pengguna.

Perangkat mobile memungkinkan TI terlibat dalam berbagai aktivitas pengguna kapan saja dan di mana saja. Ledakan data akibat intensitas penggunaan TI yang semakin tinggi memerlukan beragam teknik analytics (termasuk di dalamnya adalah artificial intelligence dan machine learning) untuk mendapatkan pengetahuan dari data tersebut.

Sedang konsep cloud, pemrosesan dan penyimpanan data dilakukan di Internet sehingga tidak lagi dibatasi kemampuan perangkat akses. Internet of things menjadikan semua benda terkoneksi dan dapat diakses melalui internet. 

Kemampuan suatu negara, termasuk Indonesia, dalam menanggapi dan berperan aktif dalam Revolusi Industri 4.0 sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia yang tersedia. Pada pertengahan tahun 2017, Menteri Komunikasi dan Informatika waktu itu mengungkapkan Indonesia kekurangan sumber daya manusia bidang TI, khususnya di bidang pemrograman.

Hingga tahun 2019 ini, kebutuhan ini terus bertambah. Menteri Perindustrian menyatakan bahwa, hingga tahun 2030, Indonesia membutuhkan 17 juta sumber daya manusia di bidang ekonomi digital. Berdasarkan data pasar tenaga kerja tahun 2018, tercatat 1.052 perusahaan aktif mencari tenaga TI, atau naik hampir lima kali Iipat dibanding tahun 2017 yang hanya 219 perusahaan. Posisi pekerjaan yang paling dibutuhkan adalah backend engineer dan frontend engineer