Kasiyono, Karyawan Terbaik UII 2018

Kasiyono diruang kerjanya FTI UII. (foto : heri purwata)

KASIYONO SKom tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Saat dirinya dinobatkan sebagai Karyawan Terbaik Universitas Islam Indonesia (UII) 2018. Kegembiraan semakin memuncak saat menerima hadiah naik haji pada Puncak Milad 75 UII di Auditorium Kahar Mudzakkir, 16 April 2018 lalu.

“Perasaannya senang. Saya wakil dari fakultas bisa menjadi karyawan terbaik UII tahun 2018,” begitu ucapan Kasiyono saat ditemui di ruang kerjanya Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, Senin (4/6/2018).

Bacaan Lainnya

Bapak dua anak ini menceritakan tahapan penilaian hingga terpilih sebagai karyawan terbaik tingkat universitas. Seleksi pertama di tingkat fakultas menggunakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3). Penilaian ini dilaksanakan selama satu tahun, 1 Januari – 31 Desember. DP3 merupakan penilaian atasan kepada bawahan dalam struktur organisasi.

Selain DP3, penilaian juga dilihat dari kehadiran dalam menjalankan tugasnya. “Teman sejawat juga memberi penilaian dalam tahap tingkat fakultas,” kata Kasiyono yang menjadi karyawan UII sejak tahun 1993.

Tahap kedua di tingkat universitas. Ada 15 kandidat yang diusulkan sebagai karyawan terbaik. Mereka mengikuti tes tentang tiga hal yaitu tentang haji, sholat, dan Alquran. “Tentang haji mengenai rukun haji itu apa saja, syarat haji apa. Tentang sholat meliputi berbagai shalat wajib dan sunah,” kata Kepala Divisi Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) FTI ini.

Tentang haji, kata Kasiyono, sudah tahu. Sebab dirinya sudah pernah mendapat hadiah umroh dari fakultas. Pegawai dan dosen yang sudah memenuhi syarat diumrohkan fakultas. Bedanya, kalau di umroh, tidak ada wukuf, mabit dan arafah.

Pertanyaan tentang sholat meliputi rukun sholat. Pertanyaanya, kata Kasiyono, kalau seseorang ketinggalan rokaat bagaimana sikap untuk mengikuti sholat berjamaah. “Rukun tidak boleh ditinggalkan,” ujar pria kelahiran 1971 ini.

Sedang mengenai Alquran ditekankan pada kelancarana membaca dan hafalan. “Dipilihan ayat oleh penguji, kemudian diminta untuk membacanya. Tidak deg-degan karena sebagai orang Islam sudah terbiasa membaca Alquran,” tandas suami Sri Wuri Wijiatmi yang merasa optimis setelah bisa menjawab seluruh pertanyaan penguji.

Setelah mendapat predikat Karyawan Terbaik, Kasiyono mengaku memiliki kewajiban untuk bekerja lebih baik. “Jangan sampai setelah meraih prestasi ini, kita tambah jelek. Menjadi karyawan terbaik dan bekerja terbaik,” katanya.

Menurut Kasiyono, untuk meningkatkan kinerja karyawan perlu ada pelatihan khusus pengembangan sumber daya manusia (SDM), terutama pada pekerjaan yang ditangani. “Selama ini sudah ada, tetapi perlu pengembangan SDM lanjut. Penyegaran bisa ditambah. Sehingga dengan keahlian administrasi, penyelesaian pekerjaan bisa lebih cepat,” usulnya.

Sedang di masyarakat, karyawan UII harus bisa berbuat baik. “Kita di masyarakat itu membawa nama UII. Kalau UII memiliki pedoman rahmatan lil alamin, maka kita ya seperti itu, bermanfaat bagi warga di sekitar,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *