Enskrip FTIE Lindungi Dokumen dari Pencurian

Yudi Prayudi dan Ary Suprianto saat memberikan penjelasan kepada wartawan di Kampus FTI UII Yogyakarta, Rabu (6/12/2017). (foto : istimewa)

YOGYAKARTA — File Ti Image Encryption (FTIE) menggunakan Algoritma Randomized Text dan Arnold Cat Map (ACM) dapat menjadi pengamanan data digital saat pengiriman melalui jaringan publik. Sehingga cara ini bisa menekan kerugian bagi pemilik informasi.

Ady Suprianto, mahasiswa Magister Teknik Informatika, Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil mengembangkan alat pengaman ini. Salah satu cara untuk mengamankan informasi saat proses transmisi dengan enkripsi terhadap informasi tersebut.

Bacaan Lainnya

Dijelaskan Ady, teknik enkripsi dalam penelitiannya adalah teknik File To Image Encryption (FTIE) menggunakan algoritma Randomized Text dan Arnold Cat Map (ACM). Teknik FTIE ini dikembangkan dari teknik Text To Image Encryption (TTIE) yang akan mengubah teks ke dalam sebuah gambar.

“Pemilihan Algoritma Randomized Text karena algoritma ini memiliki sifat dynamic chiper. Artinya tiap kali melakukan enkripsi terhadap sebuah teks walaupun menggunakan kunci yang sama akan menghasilkan gambar yang berbeda-beda. Hal tersebut terbukti dapat meningkatkan keamanan,” kata Ady kepada wartawan di Yogyakarta, Rabu (6/12/2017).

Sedang ACM merupakan salah satu algoritma yang biasa digunakan untuk melakukan enkripsi pada sebuah gambar. Biasanya, ACM melakukan pengacakan terhadap posisi pixel sebuah gambar. Namun pada penelitian ini ACM akan mengacak posisi dari byte hasil enkripsi.

Pemilihan algoritma ACM, kata Ady, dikarenakan memiliki keamanan yang cukup bagus dalam melakukan transformasi posisi. Sedang metode penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahapan yaitu tahap analisis algoritma, implementasi dan analisis hasil.

“Analisis dilakukan untuk mengetahui tingkat keamanan dari chiper dengan melakukan beberapa analisis meliputi analisis diferensial termasuk di dalamnya analisis histogram dan analisis NPCR, kemudian analisis , analisis bruteforce, dan uji integritas,” katanya.

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian, jelas Ady, analisis histogram menunjukkan pola chiperimage yang mirip. Kemudian analisis NPCR menunjukkan nilai yang hampir mencapai 100% dan menunjukkan nilai rata-rata sekitar 7,98 dari nilai ideal 8.

Selanjutnya analisis serangan bruteforce menunjukkan estimasi waktu yang sangat lama. Analisis waktu enkripsi menunjukkan waktu enkripsi yang dibutuhkan oleh FTIE lebih singkat dibandingkan dengan teknik TTIE. Terakhir, pengujian integritas yang menunjukkan hasil enkripsi dan dekripsi dapat dipertanggungjawabkan integritasnya.

Sementara Yudi Prayudi, SSi, MKom, dosen pembimbing Ady Suprianto mengemukakan teknik enkripsi FTIE menggunakan algoritma Randomized Text dan ACM terdiri dari tahap. Yaitu tahap FTIE, tahap enkripsi menggunakan algoritma Randomized Text dan tahap pengacakan menggunakan algoritma ACM.

“Hasil enkripsi FTIE menggunakan algoritma Randomized Text dan ACM memiliki ketahanan yang kuat dari berbagai macam analisis seperti analisis histogram, analisis NPCR, analisis entropy, analisis waktu enkripsi, dan tahan terhadap serangan bruteforce. Selain itu, uji integritas menunjukkan bahwa hasil dekripsi FTIE memiliki integritas yang dapat dipertanggungjawabkan,” kata Yudi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *