Dosen UGM : Bunga Pinjaman Online Tinggi, Tapi Peminjam Terus Meningkat

I Wayan Nuka Lantara
I Wayan Nuka Lantara, Dosen Manajemen FEB UGM. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — I Wayan Nuka Lantara, PhD, Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), mengatakan bunga pinjaman pinjaman online (Pinjol) cukup tinggi. Namun jumlah peminjam terus meningkat dari waktu ke waktu dikarenakan proses peminjaman dianggap relatif lebih mudah dan praktis dibanding meminjam uang di perbankan.

Selain itu, banyak kasus orang terjerat pinjaman online (Pinjol). Bahkan di antara mereka ditagih debt collector, banyak peminjam merasa diteror, juga sahabat dan keluarganya pun diberitahu soal tagihan dan jumlah pinjaman. Akibat tekanan tersebut, tidak jarang peminjam akhirnya merasa malu, mengalami depresi bahkan berujung pada aksi bunuh diri.

Bacaan Lainnya

Menurut Wayan peminjam Pinjol yang terus meningkat ini karena adanya kemudahan. “Bisa jadi peminjam untuk memenuhi kebutuhannya lewat bank ditolak karena profil keuangan tidak sesuai. Sehingga kemudian model pinjaman online jadi pilihan karena jauh lebih cepat dan praktis. Ujung-ujungnya bagaimana dapat duit,” kata Wayan kepada wartawan di Ruang Fortakgama Gedung Pusat UGM, Jumat (23/2/2024).

Berdasarkan analisanya, peminjaman uang di fintech mulai naik saat bulan Juli dan Agustus di masa pendaftaran sekolah dan kuliah. Sebaliknya, jumlah peminjam menurun saat bulan April. “Jumlah peminjam naik di bulan Juli dan Agustus. Di bulan April justru paling rendah,” kata Wayan.

Wayan menyebutkan uang yang berputar lewat Pinjol sekitar Rp 20 triliun di mana sekitar 3-4 persen saja yang mengalami gagal bayar alias macet. “Memang tidak semua lancar, sekitar 3-4 persen yang macet. Rata-rata peminjam yang mengalami gagal bayar ini berada di rentang usia 19-34 tahun. Di usia tersebut dianggap belum produktif dan penggunaan uang lebih banyak ke arah konsumtif,” paparnya.

Menurut Wayan kasus gagal bayar terjadi pada pinjaman online untuk tujuan konsumtif. Sedang ada beberapa jenis bentuk pinjaman online yang memiliki peruntukan berbeda satu sama lain seperti pinjaman uang untuk tujuan pendidikan, peminjaman untuk tujuan cash loan atau pay later, peminjaman uang untuk konsumtif hingga pinjaman untuk menopang bisnis.

Wayan memberikan tips cara memilih pinjaman online dengan menentukan dari awal tujuan meminjam uang apakah untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Lalu, usahakan untuk tetap teliti dengan membaca serta memahami surat kontrak perjanjian peminjaman. Apabila sudah cair, usahakan untuk membayar kewajiban tepat waktu dan sesuai dengan jumlah tagihan untuk menghindari denda. “Yang tidak kalah lebih penting, pastikan Pinjol tersebut terdaftar di OJK karena per Januari 2022 ada 104 Pinjol terdaftar di OJK,” katanya.

Selain itu, imbuhnya, peminjam juga harus mengecek tingkat bunga pinjaman, mengetahui secara baik reputasi perusahaan Pinjol, serta mengetahui seberapa jauh kualitas layanan konsumen mereka. Sehingga mereka benar-benar mengetahui Pinjolnya memiliki reputasi yang baik.

Menurut Wayan, sepanjang pinjaman online diperuntukan untuk kegiatan produktif dan memberikan hasil maka tidak akan menjadi masalah namun jika pinjaman untuk kepentingan konsumtif maka memiliki efek risiko keuangan. “Sebaiknya konsumsi ditekan sedemikian rupa. Sehingga pendapatan bisa disisihkan untuk tabungan. Orang yang bisa menabung itu karena bisa menahan ego,”katanya. (*)