Anak Muda Rentan Alami Gangguan Kesehatan Mental

Wahyu
Wahyu Kustiningsih saat memberikan keterangan kepada wartawan. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Wahyu Kustiningsih, SSos, MA, Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan anak muda merupakan kelompok rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Bahkan tidak sedikit di antara anak muda tersebut yang terkena gangguan kesehatan mental.

“Ada beban dan disabilitas yang cukup besar terkait dengan kondisi kesehatan mental, terutama di antara mereka yang masalahnya dimulai sejak masa muda,” kata Wahyu Kustiningsih dalam Sekolah Wartawan di Gedung Pusat UGM Yogyakarta, Kamis (27/7/2023).

Bacaan Lainnya

Kondisi kesehatan mental, jelas Wahyu, memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda dan integrasi sosial serta ekonomi. Beragam faktor menjadi pemicu persoalan kesehatan mental di masyarakat termasuk anak muda. Mulai dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, persoalan sosial, ekonomi hingga budaya.

Pengalaman traumatis, kata Wahyu, termasuk kejadian buruk di masa kecil juga memengaruhi anak muda di seluruh dunia. Pengalaman traumatik ini sangat umum terjadi pada situasi pasca konflik atau bencana. Pengalaman tarumatis, contohnya, kematian orang tua, pelecehan, maupun menjadi pengungsi. “Sebuah studi menyebutkan masalah kesehatan mental pada remaja berhubungan dengan tingkat pendidikan dan wilayah tempat tinggal,” kata Wahyu.

Menurut Wahyu, kelompok anak muda tertentu juga memiliki risiko tertentu terhadap kondisi kesehatan mental. Persoalan lain masih adanya stigma di kalangan anak muda. Stigma ini menjadi penghalang yang cukup besar bagi penyediaan layanan kesehatan jiwa.

Wahyu menuturkan harus ada upaya untuk memperluas dan memperbanyak fasilitas dan layanan kesehatan mental. Kampus-kampus di Indonesia sudah mulai menginisasi pusat krisis untuk mengurai persoalan kesehatan mental mahasiswa dan juga warga kampus lainnya. Hanya saja masih banyak juga yang belum bisa menmbangun pusat krisis untuk kesehatan mental ini.

Di sisi lain, hingga saat ini belum ada data pasti terkait masalah kesehatan jiwa dan kebutuhan anak muda di masa transisi. Padahal data itu diperlukan untuk memetakan dan mengurai persoalan kesehatan mental di masyarakat.

Wahyu menambahkan sebagai upaya pencegahan perilaku dan kondisi kesehatan mental diperlukan pendekatan kesehatan masyarakat. Hal ini sangat penting dalam mengatasi masalah ini di tingkat global. (*)