Ahli Gizi Unisa Berbagi Tips Cara Mengenali Beras Oplosan

Faurina Risca Fauzia, Dosen Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. (foto : istimewa)
Faurina Risca Fauzia, Dosen Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Ahli Gizi Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Faurina Risca Fauzia berbagi tips cara mengenali beras oplosan. Tips ini diharapkan menjadi pedoman bagi masyarakat agar tidak terjebak untuk membeli beras oplosan.

Langkah pertama, kata Faurina Risca Fauzia, konsumen wajib mengamati dan memahami tanda visual, bau, tekstur, dan rasa. Ciri visualnya dapat diketahui melalui warna yang tidak seragam atau terlalu mencolok. 

Bacaan Lainnya

“Beras oplosan sering menunjukkan warna yang tidak merata, di mana butiran putih cerah bercampur dengan yang kusam atau kekuningan. Beberapa beras oplosan juga tampak terlalu putih mengkilap, menyerupai plastik. Beras asli umumnya memiliki warna putih alami, tidak terlalu mengkilap,” kata Faurina.

Kedua, hal yang bisa dilihat secara visual yaitu ukuran butiran bervariasi. Butiran beras oplosan seringkali tidak seragam, mencampur bulir panjang-pendek atau besar-kecil dalam satu kemasan. Beras asli cenderung memiliki ukuran yang seragam dan bentuk gemuk dengan guratan alami pada permukaannya. Sedang beras palsu atau sintetis, di sisi lain, tampak lebih ramping, mulus tanpa guratan, dan bening.

“Saat dicuci, adanya benda asing. Jika saat mencuci beras muncul serpihan plastik, serbuk putih, atau partikel lain yang tidak biasa, hal ini patut dicurigai sebagai indikasi beras oplosan atau palsu,” jelas Faurina.

Ketiga, mengenali beras oplosan juga bisa melalui bau atau aroma. Hal yang harus dicurigai ketika menemukan aroma mencurigakan. “Beras oplosan mungkin mengeluarkan bau apek, bau kimiawi, bau sangit seperti plastik terbakar, atau bahkan tidak berbau sama sekali. Beras asli umumnya memiliki aroma khas yang netral, sedikit harum, atau wangi pandan yang lembut,” kata Faurina. 

Keempat, mengamati tekstur beras saat masih mentah. Beras oplosan sering terasa terlalu halus, licin, dan mengkilap seperti plastik saat disentuh. Sedang beras asli memiliki permukaan yang cenderung kasar.

Butiran beras oplosan jika ditekan dengan kuku cenderung keras atau tidak mudah patah. Mudah menempel pada tangan yang mengindikasikan beras tersebut telah dicampur dengan pelicin bahan kimia.

Kelima, saat ditanak, nasi yang dihasilkan dari beras oplosan terasa aneh, terlalu lembek, cepat basi, atau cepat mengeras dan sulit dicerna setelah dingin (nasi tidak wajar). Beras sintetis juga dapat mengeluarkan air saat dimasak, bukan menyerapnya seperti beras normal. Nasi normal, dari beras asli akan menghasilkan nasi yang lembut, pulen, manis, dan mudah dikunyah.

Keenam, dapat mengetes menggunakan air dan membakar beras. Beras oplosan atau palsu cenderung mengapung saat direndam dalam air, sedangkan beras asli akan tenggelam karena berat jenisnya lebih tinggi.

“Air rendaman beras asli akan berubah menjadi keruh keputihan. Sedang air rendaman beras palsu akan tetap jernih. Kalau dibakar, beras palsu yang terbuat dari plastik akan meleleh atau mengeluarkan bau plastik terbakar saat dibakar,” kata Faurina. (*)