YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Fietyata Yudha, Peneliti Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID) Universitas Islam Indonesia (UII) mengingatkan Artificial Intelligence (AI) saat ini menjadi salah satu teknologi paling pesat pertumbuhannya dan telah membawa banyak kemudahan serta inovasi di berbagai bidang. Namun di sisi lain, perkembangan ini juga menimbulkan tantangan baru, khususnya dalam aspek keamanan data dan privasi pengguna.
Fietyata Yudha yang juga Postgraduate Researcher, National Yang Ming Chiao Tung University, Taiwan mengungkapakan hal tersebut pada Webinar MI#4 UII yang diselenggarakan Ahad (6/7/2025). Webinar yang diselenggarakan Program Studi Magister Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta mengangkat tema ‘Lindungi Kehidupan Digital Kita: Navigasi Keamanan dan Privasi di Era AI.’
Fietyata Yudha menjelaskan di era kecerdasan buatan (AI), setiap hari masyarakat disuguhi berita atau unggahan tentang kecanggihannya dalam membantu berbagai aspek kehidupan. Dalam hal efisiensi pekerjaan, AI terbukti dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Namun, di balik manfaatnya, teknologi ini menyimpan potensi risiko keamanan yang tidak bisa diabaikan.
“Seperti halnya teknologi lain, kehadiran AI juga membuka peluang munculnya celah keamanan baru. Dari sisi keamanan, isu yang muncul dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama, pemanfaatan AI untuk tujuan kejahatan, seperti otomatisasi dalam mencari celah keamanan sistem. Kedua, kerentanan dari sistem AI itu sendiri, misalnya melalui serangan terhadap AI model itu sendiri atau lebih dikenal dengan adversarial attack,” kata Fietyata Yudha.
Sedang dari perspektif privasi, kata Fietyata Yudha, tantangan juga tidak kalah besar. Teknologi AI atau kecerdasan buatan berbasis layanan Daring di mana ada komunikasi antara pengguna dan sistem rentan disadap.
Kemudian di sisi penyedia layanan, kebocoran data atau penyalahgunaan informasi pengguna juga menjadi perhatian. Selain itu, data pengguna termasuk prompt yang dikirimkan oleh penggunan juga perlu mendapat perhatian. Kekhawatiran akan data tersebut dipergunakan untuk pelatihan model AI juga juga tidak boleh diabaikan.
“Karena itu, meskipun AI memberikan banyak manfaat, kita perlu menyikapinya secara bijak. Perlindungan terhadap keamanan dan privasi data harus menjadi perhatian utama, agar pemanfaatan teknologi ini tetap berada dalam koridor yang aman dan bertanggung jawab,” harap Fietyata Yudha yang juga Dosen Jurusan Informatika FTI UII Yogyakarta ini.
Sementara Ir Irving Vitra Paputungan, ST, MSc, PhD, Ketua Program Studi Magister Informatika FTI UII mengharapkan peserta Webinar tidak hanya memahami potensi besar dari teknologi AI. Tetapi peserta juga mampu mengidentifikasi serta mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin timbul. “Kita perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian, etika, dan tanggung jawab dalam setiap pengembangan dan pemanfaatan teknologi,” kata Irving.
Irving menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada narasumber yang telah bersedia berbagi wawasan dan pengalaman dalam topik yang sangat krusial ini. “Semoga diskusi hari ini memberikan pengetahuan yang bermanfaat dan mendorong kita semua untuk lebih siap dalam menghadapi tantangan era digital, khususnya dalam menjaga keamanan dan privasi data di tengah kemajuan teknologi AI,” harapnya. (*)