Rektor UWM : Intelektual Sukses Memiliki Karakter Pemberi Solusi Masalah

UWM
Prof Edy Suandi Hamid saat memberikan sambutan pada wisuda periode 61, Sabtu (3/9/2022). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Dr Edy Suandi Hamid, MEc menyatakan intelektual yang lulus dari perguruan tinggi dikategorikan sukses ketika mereka bisa mensinergikan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah untuk mengatasi problem-problem sosial dalam masyarakat. Agar bisa memberi solusi, lulusan perguruan tinggi wajib melengkapi diri dengan bersinergi, berkolaborasi dan komunikasi dengan tim.

“Lulusan wajib membiasakan diri berpikir kritis, logis, rasional, dan menjadi problem solver bagi persoalan di tengah masyarakat,” kata Edy Suandi Hamid saat mewisuda 162 lulusan di Kampus Terpadu UWM di Jalan Tata Bumi Selatan, Jalan Tatabumi Selatan, Banyuraden, Gamping, Sleman, Sabtu (3/9/2022).

Bacaan Lainnya

Edy Suandi Hamid menambahkan, lulusan perguruan tinggi jangan berhenti dalam menggagas ide-ide baru saat berada di tengah masyarakat. “Sebagai lulusan perguruan tinggi, sikap kreatif-inovatif dalam melahirkan ide-pemikiran bahkan yang berisiko sekalipun dengan tetap memperhitungkannya secara matang, harus terus diterapkan dalam keseharian,” kata Edy.

Seorang sarjana, kata Edy, harus menghindari sikap angkuh dan sombong dalam berinteraksi dengan masyarakat. “Menumbuhkan kecerdasan emosi sehingga lahir empati yang memiliki kepedulian pada manusia dan kemanusiaan, itu menandakan sukses intelektual,” katanya

Edy Suandi Hamid memindahkan kucir salah satu wisudawati. (foto : istimewa)

Saat ini, jelas Edy, masa transisi dari pandemi ke pasca pandemi terdapat berkah terselubung (blessing in disguise). Pandemi Covid-19 mengubah banyak cara manusia dalam menjalani kehidupannya. Umumnya orang Indonesia, perjumpaan secara fisik menjadi budaya dalam membangun relasi antar manusia. Tetapi selama pandemi memaksa orang membuat jarak untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

“Hari ini kita semua relatif familiar dengan teknologi informasi yang menjadi jembatan kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Penggunaan teknologi informasi menjadi alat bantu manusia dalam mendorong akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan,” jelas Edy.

Namun, kata Edy, ada juga dampak negatif dari pandemi berupa turunnya jumlah mahasiswa baru di setiap perguruan tiggi akibat beban ekonomi masyarakat. “Ini menjadi pekerjaan rumah bersama mengingat pendidikan adalah jalan emas peningkatan SDM Indonesia. Semoga dengan pembangunan Kampus Terpadu ini akan berdampak secara signifikan pada PMB tahun berikutnya,” harap Edy.

Edy mengajak kepada wisudawan terus bergerak dan bangkit bersama –sivitas akademika, alumni, dan masyarakat- dalam irama yang padu bagi UWM. Terdapat sebanyak 162 wisudawan/wisudawati dari 10 Prodi di UWM. Mereka yang lulus 20 orang dari Prodi Manajemen, 16 orang Prodi Akuntansi, satu orang Prodi Kewirausahaan, 80 orang Prodi Hukum, 15 orang Prodi Administrasi Publik, dua orang Prodi Sosiologi, delapan orang Prodi Arsitektur, 16 orang Prodi Teknik Industri, dan empat orang Prodi Teknologi Pangan.

Dari 162 wisudawan/wisudawati tersebut, 48 wisudawan atau 29.63 % di antaranya memperoleh predikat cumlaude, dengan Indek Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi 3,93 (tiga koma sembilan puluh tiga) atas nama Reza Apriyanto dari Fakultas Ekonomi. Waktu tempuh studi tercepat yaitu 3 tahun 10 bulan, dan rata-rata masa studi 4 tahun 3 bulan serta indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata 3,37 (tiga koma tiga puluh tujuh).

Wisudawan termuda adalah Irgal H F Togolo umur 20 tahun 11 bulan 12 hari dari Fakultas Hukum. Sedangkan wisudawan tertua adalah Sri Rahajeng Purbandari umur 64 tahun 5 bulan 10 hari dari Fakultas Hukum. “Dengan wisuda kali ini, maka jumlah lulusan UWM berjumlah 9.479 orang,” kata Edy Suandi Hamid. (*)