Prof Elisa Kusrini : Prodi DRI UII Kuat di Teori dan Berkontribusi pada Industri

Prof Elisa Kusrini saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kampus FTI UII Yogyakarta, Selasa (26/8/2025). (foto : heri purwata)
Prof Elisa Kusrini saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kampus FTI UII Yogyakarta, Selasa (26/8/2025). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Program Studi Doktor Rekayasa Industri (Prodi DRI) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI) tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada dunia industri dan masyarakat. Hal ini dibuktikan, salah satunya, Desertasi lulusan perdana DRI UII yang fokus pada peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan implementasinya.

Prof Dr Ir Elisa Kusrini, MT, CPIM, CSCP, SCOR_P, Ketua Program Studi Doktor Rekayasa Industri, Fakultas Tenologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta mengemukakan hal tersebut kepada wartawan di Ruang Sidang Dekanat, Selasa (26/8/2025). Lulusan perdana DRI UII, Dr Ir Ahmad Padhil, ST, MT, ASEAN Eng menyelesaikan studi 2,5 tahun dan meraih Indek Prestasi Komulatif (IPK) 4,00 atau dengan predikat Suma Cumlaude.

Bacaan Lainnya

Elisa Kusrini menjelaskan penelitian desertasi Ahmad Padhil fokus pada tingginya angka kecelakaan kerja di sektor UMKM. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan tahun 2022 mencapai lebih dari 265 ribu kasus. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional dengan menyerap hampir seluruh tenaga kerja di Indonesia.

Ironisnya, sektor ini justru menghadapi keterbatasan besar dalam hal penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3), mulai dari minimnya pemahaman hingga kurangnya sistem pendukung. Ahmad Padhil melihat perlunya sebuah pendekatan yang lebih menyeluruh dan kontekstual dalam menyusun strategi K3 bagi UMKM. Selain itu, Ahmad Padhil juga mengimplementasikan strategi tersebut pada UMKM.

Elisa Kusrini menambahkan hingga tahun 2025 ini DRI UII memiliki telah memiliki enam angkatan dengan jumlah mahasiswa mencapai 64 orang, terdiri dari 54 akademisi dan 11 profesional dari berbagai sektor industri. “Keberagaman latar belakang mahasiswa menjadi nilai tambah tersendiri,” kata Elisa.

Elisa Kusrini menjelaskan para akademisi berasal dari 31 perguruan tinggi di Indonesia, mulai Batam Kepri hingga Sorong Papua. Hal ini menjadikan DRI UII sebagai pusat pengembangan riset unggulan. Sedangkan mahasiswa dari kalangan profesional menghadirkan perspektif nyata dari dunia industri, mulai dari manufaktur, energi, logistik, hingga teknologi. Sinergi keduanya melahirkan suasana akademik yang dinamis, inovatif, dan solutif.

“DRI UII berkomitmen menghadirkan program doktor yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada dunia industri dan masyarakat. Kehadiran 64 mahasiswa dari enam angkatan ini menunjukkan kepercayaan yang semakin tinggi terhadap kualitas DRI UII,” kata Elisa.

Program Doktoral Rekayasa Industri UII, kata Elisa, berorientasi pada inovasi, keberlanjutan, dan integrasi teknologi mutakhir. Karena itu, DRI UII membekali mahasiswa dengan kapasitas kepemimpinan akademik dan profesional yang siap menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 serta agenda pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional maupun global.

Program DRI UII fokus pada pengembangan tiga bidang keilmuan yaitu Intelligent Supply Chain Management; Intelligent Enterprise Management and Engineering; dan Ergonomics, Work Safety, and Health Engineering. “Capaian ini, Prodi DRI UII semakin meneguhkan dirinya sebagai salah satu pilihan terbaik bagi para akademisi dan profesional yang ingin menempuh studi doktoral di bidang rekayasa industri,” kata Elisa.

Dari kiri ke kanan : Ahmad Padhil, Hari Purnomo dan Elisa Kusrini. (foto : heri purwata)
Dari kiri ke kanan : Ahmad Padhil, Hari Purnomo dan Elisa Kusrini. (foto : heri purwata)

Sedang Dekan FTI UII, Prof Dr Ir Hari Purnomo, MT, IPU, mengapresiasi capaian Ahmad Padhil sebagai lulusan perdana, tepat waktu dengan IPK 4,00. Selain itu, Hari Purnomo juga mengapresiasi produktivitas tulisan di jurnal berkualitas.

“Meskipun dia lulus tepat waktu, tetapi publikasinya tidak abal-abal. Sudah ada tujuh tulisan yang terbit di jurnal bereputasi dan masih ada dua tulisan sedang dalam proses penerbitan. Jadi totalnya sembilan tulisan meskipun lulusnya tepat waktu,” kata Hari Purnomo.

Sementara Ahmad Padhil mengatakan penelitiannya menghasilkan model strategi pencegahan dan perlindungan K3 yang adaptif dan aplikatif, berbasis pada realitas sosial, budaya, dan ekonomi UMKM di Indonesia. Model ini tidak hanya menitikberatkan pada pencegahan teknis, tetapi juga pada penguatan budaya keselamatan, partisipasi pekerja, serta edukasi berbasis komunitas.

Ahmad juga membuktikan validitas modelnya melalui pendekatan statistik (SEM-PLS) dan konfirmasi pakar melalui triangulasi. Disertasi ini tidak hanya menawarkan solusi teknis, tetapi juga gagasan transformatif yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya SDG 3 tentang kesehatan dan SDG 8 tentang pekerjaan layak.

“Penelitian ini menegaskan bahwa peningkatan keselamatan kerja di sektor UMKM bukan hanya persoalan alat pelindung diri, tetapi juga persoalan sistem, budaya, dan partisipasi. Dengan model ini, diharapkan UMKM Indonesia dapat melangkah lebih maju, tidak hanya dari sisi produktivitas, tetapi juga dari sisi keamanan dan kesejahteraan tenaga kerjanya,” harap Padhil. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *