FMIPA UGM Buka Magister Elektronika dan Instrumentasi

Gedung DIKE UGM
Gedung DIKE FMIPA UGM Yogyakarta. (foto : istimewa)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM membuka Program Studi (Prodi) Elektronika dan Instrumentasi (Elins). Prodi baru di bawah Departemen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika (DIKE) ini dibuka pada semester ganjil tahun ajaran 2023/2024.

Penerimaan mahasiswa baru Prodi Magister Elektronika dan Instrumentasi pada semester genap tahun ajaran 2023/2024 dibagi dalam dua gelombang. Gelombang 1 telah berlangsung pada 25 Oktober-7 November 2023. Pendaftaran gelombang 2 akan dibuka pada 19 Desember 2023-2 Januari 2024. Informasi lebih lanjut bisa diakses di http://mei.mipa.ugm.ac.id atau http://um.ugm.ac.id.

Bacaan Lainnya

Dekan FMIPA UGM, Prof Kuwat Triyana menjelaskan keputusan membuka program studi baru ini sebagai upaya menanggapi permintaan dari alumni dan industri. Magister Elektronika dan Instrumentasi adalah program studi yang mencakup pembangunan dan pengembangan telaah-telaah arus lemah dalam pengembangan cyber-physical system, sistem tertanam, dan robotika untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dunia nyata.

Kuwat optimis program studi baru ini bisa berkembang karena saat ini permintaan ahli di bidang cyber-physical system, sistem tertanam, dan robotika terus meningkat. Diharapkan Magister Elektronika dan Instrumentasi ke depan dapat memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di bidang ini dengan lulusan-lulusan master yang unggul.

“Selain itu, Prodi Magister Elins juga bisa menghasilkan karya penelitian maupun pengabdian yang memberikan pengaruh dan manfaat yang besar bagi bangsa dan negara,” harap Kuwat, di UGM Yogyakarta, Kamis (9/11/2023).

Ketua Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM, Wahyono, PhD, mengungkapkan elektronika dan instrumentasi sudah menjadi salah satu program studi sarjana pada Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika. Karenanya bidang ilmu dan riset mengenai elektronika dan instrumentasi bukan sesuatu yang baru lagi.

“Sejauh ini kami sudah memiliki tiga Profesor di bidang elektronika dan instrumentasi, satu Profesor di bidang Ilmu Komputer dan Elektronika, dan satu Profesor di bidang Ilmu Komputer dan Jaringan. Total terdapat 14 Doktor yang yang mendukung program studi ini,” kata Wahyono.

Wahyono menambahkan pendirian Program Studi Magister Elektronika dan Instrumentasi didukung kerjasama baik di level nasional maupun internasional. Di level nasional beberapa industri yang sudah bekerja sama di antaranya, Toyota, Pertamina, Stechoq, BMKG, BRIN, GoTo, YPTI, LEN, Tatonas, dan PGN. Sedang level internasional terdapat peluang student exchange di beberapa perguruan tinggi di Malaysia, Taiwan, Belanda, Austria, maupun Inggris.

Sementara Ketua Program Studi Magister Elektronika dan Instrumentasi, Prof Ahmad Ashari, menambahkan Prodi ini memiliki berbagai infrastruktur terkini. Di antaranya, infrastruktur cybersecurity (Hardware Security Module), Robot Manipulator dan miniatur pabrik standar industri, Automated Guided Vehicle (AGV), UAV, Remotely Operated underwater Vehicle (ROV), PCB maker 8 layer, dan super komputer DGX A100.

Sedang lapangan pekerjaan lulusan Prodi Magister Elektronika dan Instrumentasi tersedia di bidang akademik, industri, dan pemerintahan. Di bidang akademik, lulusan dapat menempati posisi sebagai pengajar dan peneliti.

Bidang industri, di antaranya perminyakan dan gas, transportasi, dan pertambangan. Industri tersebut membutuhkan lulusan untuk menempati posisi-posisi antara lain sebagai perekayasa senior, manajer perekayasa, instrumentation designer, electronic instrumentation specialist, lead instrumentation designer, dan lead electronics designer. “Di bidang pemerintahan, lulusan dapat menempati posisi pada jabatan fungsional perekayasa ahli pertama,” kata Ahmad Ashari.

Lebih lanjut Ahmad Ashari menyebutkan Prodi ini menerima mahasiswa reguler, by research, dan juga membuka kelas akhir pekan (Sabtu). Program by research dapat dilakukan di tempat mahasiswa bekerja. “Diharapkan berbagai alternatif ini dapat memberi kesempatan kepada akademisi dan praktisi industri yang masih terikat ikatan dinas atau bagi mereka yang tidak selalu dapat meninggalkan pekerjaannya,” kata Ahmad Ashari. (*)