Business Intellegence Kunci Sukses Perusahaan Era 4.0

Ismail Fahmi saat memberikan keterangan kepada wartawan di Kampus UII Yogyakarta, Sabtu (5/10/2019). (foto : heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Business Intellegence merupakan kunci sukses bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di era industri 4.0. Sebab melalui big data Business Intellegence dapat diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku.

Demikian diungkapkan Ismail Fahmi, PhD, Director PT Media Kernels Indonesia / Drone Emprit kepada wartawan di sela-sela seminar dan workshop ‘Business Intelligence Akselerasi Transformasi Proses Bisnis’ di Yogyakarta, Sabtu (5/10/2019). Seminar dan wokshop ini digelar Program Studi Teknik lndustri Program Magister Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (FTI UII).

Bacaan Lainnya

Seminar dan workshop ini menampilkan nara sumber Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, Ketua Program Studi Teknik lndustri Program Magister FTI UII, Dr Raden Bagus Fajriya Hakim, SSi, MSi, Kepala Pusat Studi Kecerdasan Buatan /Artificial Intelligence Creative Center of Excellence UII. Selain itu, juga Dr Subhan Afifi, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Negeri ‘Veteran’ (UPN) Yogyakarta.

Lebih lanjut Ismail Fahmi mengatakan Industri 4.0 basisnya data. Namun banyak perusahaan Indonesia belum terlalu aware terhadap pentingnya data. “Data masih tersebar di mana-mana dan tidak dikumpulkan. Data penjualan masih ditulis pada kertas,” kata Fahmi.

Padahal data base, kata Fahmi, sangat menentukan arah kemajuan perusahaan ke depan. Data tersebut dapat memberikan informasi tentang produk apa yang paling bagus, penjualan produk apa yang naik dan sebagainya.

“Kalau mereka tahu produk apa saja yang naik, perusahaan akan memperkuat produk-produk tersebut. Kalau ada produk yang lemah, mereka bisa memperbaiki kualitas sehingga bisa naik kembali,” katanya.

Menurut Fahmi, perusahaan internasional sudah menggunakan data business intellegence. “Melalui data, mereka bisa mendapatkan informasi yang sangat penting. Kalau kita tidak menggunakan data kita akan terus kalah,” ujarnya.

Fahmi mencontohkan, batik motif apa yang laris dari Yogyakarta. Perusahaan asing bisa membaca data, batik apa yang paling laris dari waktu ke waktu. “Dengan data tersebut mereka persiapkan batik yang laris dan dijual di Yogyakarta dengan harga yang murah,” tandasnya.

Sedang Winda Nur Cahyo mengatakan berdasarkan hasil riset Gartner, di tahun 2025 nanti, 80 persen perusahaan tak akan lagi menggunakan data center sendiri. Mereka akan menggunakan Business Intelligence.

“Penggunaan Business Intelligence memberikan keuntungan diantaranya dapat meningkatkan profit, menurunkan biaya, peningkatan pemasaran, mempermudah pengambilan keputusan,” kata Winda.

Seminar dan workshop, kata Winda, bertujuan membuka wawasan keilmuan yang aplikatif bagi mahasiswa. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan praktis secara komprehensif yang berimbang tentang Business Intelligence Akselerasi Transformasi Proses Bisnis.