Guru Seni Budaya SMA/K Kulonprogo Dukung Rempah Merah Jadi Program Daerah

MGMP
Guru Seni Budaya seusai sosialisasi Rempah Merah Nusantara. (foto : istimewa)

KULONPROGO, JOGPAPER.NET — Guru Bahasa dan Seni Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K) Negeri yang tergabung dalam kelompok MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Seni Budaya Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyambut baik penyelenggaraan Rempah Merah Nusantara, Panggungnya Pelajar dan Mahasiswa Asah Talenta. Bahkan mereka mendukung Rempah Merah menjadi program daerah Kabupaten Kulonprogo.

Hal itu terungkap dalam acara sosialisasi Rempah Merah Nusantara yang diselenggarakan Badan Koordinasi Paguyuban Kulonprogo (Bakor PKP) bekerjasama dengan Resto Kopi Jolotundo, Sogan, Wates, Kulonprogo, DIY, Rabu (11/1/2023). Sosialisasi dihadiri 10 orang guru Seni Budaya SMA dan tiga orang guru Seni Budaya SMK.

Bacaan Lainnya

Sosialisasi dihadiri Pengurus Bakor PKP, Perwakilan Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Kabupaten Kulonprogo, Manager Operasional RM Kopi Jolotundo dan Lurah Kedundang, Temon. Kalurahan Kedundang telah menggelar penampilan perdana, Rempah Merah Nusantara, Panggungnya Pelajar dan Mahasiswa Asah Talenta.

Suasana sosialisasi Rempah Merah Nusantara. (foto : istimewa)

Andreas Yudhianto SPd, Analisis Pendidikan Menengah pada Balai Pendidikan Menengah Kulonprogo mengatakan Kepala Balai Dikmen berpesan agar bapak ibu guru MGMP mendukung kegiatan yang diprakarsai oleh Bakor PKP ini. Sebab kegiatan ini sangat membantu sekolah dalam mendorong siswa-siswinya menemukan talentanya.

“Pesan Bapak Kepala Baldikmen (Heru Santoso, SPd, MEng), agar dalam melibatkan SMA dan SMK, Rempah Merah selalu dikomunikasikan sehingga Baldikmen bisa memberikan dukungan yang maksimal”, kata Andreas Yudhianto.

Lebih lanjut Andreas mengatakan berulangkali mendapat penjelasan dari Agus Triantara jika kata merah pada nama Rempah Merah tidak ada kaitannya dengan warna merah dari partai apapun. Kata Merah merupakan simbolisasi dari warna merah bendera kita. “Jadi bapak dan ibu jangan khawatir bahwa kegiatan ini akan membawa kita ke ranah politik,” jelas Andreas.

Sosialisasi yang diselenggarakan di Ruang VVIP Resto Kopi Jolotundo ini, semua peserta mendapat kesempatan menyampaikan pandangan, pengalaman dan informasi yang sangat bermanfaat. Hal ini dimaksudkan untuk menyempurnakan konsep Rempah Merah.

Dewi, Guru Seni Budaya SMK Negeri Kokap mengatakan sangat mendukung gagasan ini. Sebab selama ini dirinya membina anak-anak dalam seni dan budaya, tetapi terkendala minimnya kesempatan untuk menampilkan talenta anak-anak. “Nah, adanya gagasan Rempah Merah ini, kami sangat gembira dan bahagia, karena anak-anak kami akan lebih leluasa dalam mengasah dan menemukan talentanya. Anak-anak begitu antusias ketika ada kesempatan untuk tampil, sekalipun mereka harus sewa kostum sendiri,” ungkap Dewi.

Sedang Drs Saiman, Guru SMA Negeri Kokap mengatakan pihaknya perlu banyak belajar dari Bali. Di Pulau Dewata, setiap sudut kehidupan di Bali baik alam maupun budayanya mampu menjadi magnet wisata. “Tidak hanya kelebihan keindahan alam dan budayanya, tapi regulasi pemerintah Bali juga sangat kondusif dalam memberdayakan potensi masyarakat, termasuk dalam mendorong para pelajar mengasah talenta,” kata Saiman.

Sedang Ali Subkhan, SPd, Guru Seni Budaya SMA 1 Wates yang juga Ketua MGMP Seni Budaya mengatakan secara pribadi sangat mendukung terhadap Rempah Merah Nusantara. Sebab konsep ini sangat menarik dan bisa menjadi ruang ekspresi sekaligus kesempatan dalam mencari terobosan kreatif dalam mengembangkan talenta para siswa.

Para guru dan siswa-siswi sangat membutuhkan panggung ini. Namun, kata Ali Subkhan, satu hal yang harus dipahami jika setiap sekolah ada beragam kendala politis, teknis dan ekonomis. “Tidak semua kepala sekolah memiliki pandangan yang sama, terutama sekali dalam kaitannya dengan pendanaan. Oleh karena itu kami berharap semoga diskusi ini bisa menjadi solusi, sekaligus bisa menangkap dan merespon gagasan besar ini,” kata Ali Subkhan.

Sementara Agus Triantara, Sekretaris Umum Bakor PKP yang sekaligus sebagai pemrakarsa Rempah Merah Nusantara mengungkapkan rasa terima kasih mendapat masukan dengan berbagai pandangan dan pemikiran. Ia mengungkapkan dirinya sedang mencoba merapat ke eksekutif maupun legislatif untuk memperjuangkan Rempah Merah Nusantara bisa didukung pemerintah daerah dan menjadi program daerah.

Menurut Agus, pandangan dan beragam informasi serta pengalaman yang terungkap dalam pertemuan tersebut perlu dipecahkan bersama. Agus menyadari untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut, bukan ranah Bakor PKP. “Untuk merealisasi kegiatan ini perlu komitmen dan kehendak kuat atau political will dari pemerintah Kulonprogo. Tugas kami sebagai desainer kegiatan sementara ini sudah selesai,” kata Agus.

Sedang sisi regulasi, tambah Agus, dirinya merasa yakin sudah lebih dari cukup untuk mendukung kegiatan ini. Kemudian aspek pendanaan, banyak sekali sumber yang bisa diharapkan. Menurut Agus, Pemerintah Desa/Kalurahan selaku penyelenggara panggung kegiatan, bisa mendanainya dengan Dana Desa melalui mekanisme APBDesa. Sekolah bisa membiayai pengiriman tim kesenian siswa melalui BOS sekolah. Para UMKM, KWT, serta UP2KS dan kelompok ekonomi produktif lain bisa mengajukan bantuan melalui OPD terkait.

Sumber dana, kata Agus, yang paling potensial adalah Danais dan dana-dana dari Pusat. Karena kegiatan ini terbuka untuk berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri, Kemendes, Kemenpora, Kemenparekraf, Kementan, Kemenprin, Kemenkop dan UKM, Kemendikbud, BNN, BKKBN, Kemenkeu, Polri, dan sebagainya. “Persoalannya tinggal bagaimana kehendak kita dalam menyatukan tekad dan sikap dan mampu meyakinkan pemerintah bahwa kegiatan ini sangat layak untuk direalisasi,” tandas Agus. (*)