UII Lepas Tujuh Mahasiswa Penerima IISMA

Prof Fathul Wahid saat melepas mahasiswa penerima IISMA secara virtual, Jumat (26/8/2022). (foto : screenshootzoom/heri purwata)

YOGYAKARTA, JOGPAPER.NET — Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Jumat (26/8/2022), melepas tujuh mahasiswa penerima Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Empat mahasiswa berasal dari Program Studi (Prodi) Arsitektur, satu dari Hubungan Internasional (HI), satu HI International Program, dan satu dari Pendidikan Bahasa Inggris (PBI).

Dijelaskan Direktur Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (KUI) UII, Dr rer nat Dian Sari Utami, SPsi, MA ketujuh mahasiswa penerima IISMA adalah Fazrin Novira Rizky ke Universidad de Granada Spanyol; Fitri Amalia Rafi ke Middle East Technical University Turki; Alisya Zahra Noor Adrevi ke Universitat Pompeu Fabra Spanyol; Zabrina Kartikaning Palupi ke Arizona State University, Amerika Serikat. Sedang Annisa Ramadhani Wijayanto Putri ke Michigan State University, Amerika Serikat; Lalu Muh. Syamaidzar Tandur Alam ke University of Padua, Italia; dan Muhammad Arif Santoso ke University of California, Davis, Amerika Serikat.

Bacaan Lainnya

Mereka, kata Dian Sari Utami, akan tergabung dengan 1.150 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang menerima IISMA. Tahun 2022, ada sekitar 11 ribu mahasiswa yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan IISMA.

IISMA merupakan program beasiswa dari pemerintah Indonesia bagi mahasiswa sarjana untuk mengikuti program mobilitas di universitas terkemuka di luar negeri. Program ini dikelola Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek).

“Sehingga adik-adik ini termasuk yang excellence. Karena mereka berhasil bersaing dengan mahasiswa yang banyak, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Kami bersyukur sekali UII memberangkatkan tujuh mahasiswa. Saya tahu betul bagaimana adik-adik berjuang untuk mempersiapkan diri,” kata Dian.

Dian berpesan kepada tujuh mahasiswa tidak hanya menyiapkan diri untuk akademik saja, tetapi juga mempersiapkan hal non akademik. Di antaranya, kesehatan fisik, psikis, dan spiritual. Sebab hal itu yang akan menjadi roh dan mewarnai ketika berada di perguruan tinggi tujuan.

Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST, MSc, PhD mengatakan agar mahasiswa penerima IISMA memanfaatkan waktu belajar selama satu semester di kampus yang diimpikan, negara yang dicitakan dengan sebaik-baiknya. “Paling tidak adik-adik memiliki dua misi yang harus diemban yaitu misi mengembangkan diri dan misi sebagai duta lembaga, negara, dan agama,” kata Fathul Wahid.

Misi mengembangkan diri, kata Fathul, mendalami disiplin ilmu yang menjadi pilihannya, memperluas perspektif, meningkatkan pemahaman lintas budaya atau multikultural, memperbaiki bahasa internasional. “Ujungnya, adik-adik akan lebih siap mengembangkan diri. Setelah selesai yang ada kebahagian dan kepuasan,” kata Fathul.

Sedang misi menjadi duta, lanjut Fathul, bisa duta lembaga UII, negara Indonesia, atau bahkan agama. Fathul Wahid memberikan ilustrasi saat sekolah di Norwegia. Saat itu Fathul Wahid ditanya mahasiswa lokal, ‘saya dengar di Indonesia, orang-orang Kristen dipenggal kepalanya?’

Kemudian pertanyaan tersebut dijawab teman Fathul Wahid yang beragama Kristen, ‘Saya Kristen, dan sekarang saya masih hidup.’

“Ilustrasi kecil ini menggambarkan banyak hal yang harus diluruskan tentang Indonesia di luar sana. Karena apa yang orang baca, sering kali apa yang tertayang di media massa paling banyak diakses dan dengan filter kepentingan masing-masing,” kata Fathul.

Menurut Fathul, kehadiran mahasiswa UII di berbagai negara ini bisa memberikan pesan yang genuine atau tulen atau asli apa yang terjadi di UII, Indonesia. Sehingga bisa menjelaskan tentang Islam kepada teman-teman mereka di sana. “Saya berharap, adik-adik bisa menjalankan sebagai duta sebaik-baiknya,” katanya. (*)